AII dan BPDP Perkenalkan Langsung Inovasi Hasil Riset Sawit kepada Petani dan UMKM di Deli Serdang

Melalui rangkaian Promosi Sawit Baik, AII dan BPDP memperluas pemahaman petani dan UMKM sawit terkait riset terapan yang siap diadopsi. Program ini bertujuan mendorong pemanfaatan teknologi oleh petani dan pelaku UMKM.

BERITA

Arsad Ddin

5 Juli 2025
Bagikan :

Asosiasi Inventor Indonesia bersama BPDP menyelenggarakan diseminasi hasil riset sawit di Hotel Wing, Deli Serdang, Sumatera Utara, pSenin (30/06/2025). (Foto: Dok. AII).

Jakarta, HAISAWIT – Asosiasi Inventor Indonesia (AII) bekerja sama dengan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP) menyelenggarakan diseminasi hasil riset sawit di Deli Serdang, Sumatera Utara, Senin (30/6/2025).

Acara ini menjadi bagian dari rangkaian program Promosi Sawit Baik (PSB) yang menyasar petani dan pelaku UMKM sawit. Sekitar 60 peserta hadir mengikuti pemaparan inovasi yang siap diterapkan langsung.

Ketua Umum AII, Didiek Hadjar Goenadi, menjelaskan latar belakang penyelenggaraan diseminasi tersebut.

“Dengan dukungan BPDP, AII menyelenggarakan diseminasi ini di tiga provinsi, yaitu Riau, Sumatera Utara, dan Kalimantan Selatan. Riau sudah dilaksanakan pada April lalu di Kampar, dan Sumatera Utara kali ini menjadi lokasi kedua,” ujar Didiek, dikutip dari laman AII, Sabtu (05/07/2025).

Diseminasi ini memfokuskan pada teknologi terapan seperti alat pendeteksi kematangan buah sawit, budidaya jamur tiram dengan media tandan kosong kelapa sawit, serta teknologi pupuk BioSilAc.

Direktur Penyaluran Dana Hilir BPDP, M. Alfansyah, juga menyampaikan penjelasan mengenai upaya BPDP mendukung sektor sawit melalui berbagai program.

“Selain mendanai riset, BPDP juga meningkatkan kapasitas SDM sawit lewat beasiswa pendidikan untuk anak-anak petani, program peremajaan sawit rakyat (replanting), serta dukungan infrastruktur kebun,” tutur Alfansyah.

Kegiatan di Deli Serdang ini turut memperkenalkan aplikasi digital berbasis Android yang memuat standar budidaya sawit. Aplikasi ini membantu petani memantau kebun dengan lebih efisien.

Selain itu, teknologi pengendalian penyakit Ganoderma menggunakan fungisida nabati juga dipresentasikan dalam sesi materi yang dipandu perwakilan AII, Mohammad Yunus.

“Inilah wujud konkret agar riset tidak berhenti di meja laboratorium, tapi sampai ke kebun petani. Diharapkan produktivitas dan kesejahteraan petani kelapa sawit semakin meningkat,” kata Yunus.

Kegiatan diseminasi hasil riset sawit akan berlanjut ke Kalimantan Selatan pada Agustus 2025 sebagai tahap ketiga setelah Riau dan Sumatera Utara. Langkah ini menjadi bagian dari upaya memperluas pemanfaatan inovasi riset di tingkat petani dan pelaku UMKM.

BPDP menyampaikan bahwa pendanaan Grant Riset Sawit (GRS) berasal dari kontribusi pelaku industri, termasuk petani kelapa sawit. Karena itu, setiap inovasi diarahkan agar dapat langsung diterapkan di lapangan untuk mendukung peningkatan produktivitas dan daya saing.

Melalui program ini, berbagai temuan riset yang sebelumnya hanya dikenal di kalangan akademik kini diperkenalkan secara langsung kepada petani dan pelaku UMKM di daerah, sehingga dapat mendorong peningkatan hasil kebun serta kesejahteraan masyarakat.***

Bagikan :

Artikel Lainnya