Tujuan utama dari pelatihan ini adalah membekali peserta dengan praktik budidaya kelapa sawit yang berkelanjutan (Good Management Practices), serta meningkatkan keterampilan, manajerial, dan jiwa kewirausahaan para petani.
HLS Redaksi
29 Juni 2025Tujuan utama dari pelatihan ini adalah membekali peserta dengan praktik budidaya kelapa sawit yang berkelanjutan (Good Management Practices), serta meningkatkan keterampilan, manajerial, dan jiwa kewirausahaan para petani.
HLS Redaksi
29 Juni 2025Pontianak, HAISAWIT – Wakil Direktur AKPY-STIPER, Indra Kurniawan, SP., M.Si., secara resmi membuka kegiatan Pelatihan Teknis Budidaya Kelapa Sawit bagi petani dari Kabupaten Bengkayang dan Sekadau di Hotel Mercure, Pontianak. Pelatihan ini merupakan bagian dari Program Pengembangan Sumber Daya Manusia Perkebunan Kelapa Sawit (SDMPKS) yang didukung oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) dan Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian.
Dalam sambutannya, Indra menyampaikan rasa syukur dan apresiasi atas kehadiran para tamu undangan dan petani peserta pelatihan. “Alhamdulillah, para petani dari Bengkayang dan Sekadau mendapatkan kesempatan emas mengikuti pelatihan SDMPKS. Dari sekian banyak kabupaten penghasil sawit, hanya daerah tertentu yang terpilih untuk mendapat pelatihan ini melalui pendanaan BPDP,” ungkapnya.
AKPY-STIPER, lanjut Indra, telah dipercaya oleh BPDP sejak tahun 2016 sebagai lembaga penyelenggara pelatihan dan pendidikan SDM perkebunan kelapa sawit. Tahun ini, AKPY-STIPER akan melatih total 1.492 petani yang tersebar di 12 kabupaten dari 5 provinsi. Khusus untuk Kalimantan Barat, sebanyak 90 peserta hadir untuk mendapatkan pelatihan teknis budidaya kelapa sawit dan sarana prasarana pendukung.
Indra juga menyoroti berbagai tantangan dan potensi besar sektor kelapa sawit, terutama di Kalimantan Barat yang memiliki luas lahan sawit lebih dari 1,8 juta hektare. Namun, ia mengingatkan bahwa sektor ini juga menghadapi berbagai kendala seperti legalitas lahan, pencurian TBS, perubahan iklim, hingga masih banyaknya bibit tidak bersertifikat.
“Oleh karena itu, peningkatan kapasitas SDM petani menjadi kunci. Harus ada SDM yang kompeten, kelembagaan yang kuat, serta teknologi yang tepat dan ramah lingkungan,” tegasnya.
Tujuan utama dari pelatihan ini adalah membekali peserta dengan praktik budidaya kelapa sawit yang berkelanjutan (Good Management Practices), serta meningkatkan keterampilan, manajerial, dan jiwa kewirausahaan para petani. Materi pelatihan mencakup teknis budidaya, panen dan pasca panen, penguatan kelembagaan, hingga pemetaan dan kunjungan lapangan (fieldtrip).
Indra juga berharap ke depan para alumni pelatihan dapat menjadi agen perubahan di komunitas masing-masing serta turut menyebarkan ilmu kepada sesama petani. Tak lupa ia juga mendorong pemerintah daerah untuk mendukung pengembangan SDM sawit dengan menghadirkan program seperti SLPHT khusus sawit, pembentukan SMK Sawit, hingga beasiswa berikatan dinas melalui kerja sama tripartit.
“AKPY-STIPER siap mendampingi dari penyusunan kurikulum hingga pengajuan proposal ke BPDP. Terima kasih kepada BPDP atas dukungan dan kepercayaannya. Semoga kerja sama ini terus berlanjut untuk sawit Indonesia yang lebih berkelanjutan,” pungkasnya.