Mengapa Dunia Bergantung pada Minyak Sawit? Ini Faktanya!

Produksi minyak sawit global melonjak sejak 1980 karena efisiensi lahannya, sementara larangan sawit di beberapa negara berisiko meningkatkan deforestasi akibat perluasan lahan minyak nabati lain

BERITA ARTIKEL

Arsad Ddin

1 April 2025
Bagikan :

(Sumber Foto: bpdp.or.id)

Jakarta, HAISAWIT - Minyak sawit menjadi komoditas utama dalam industri pangan global. Lebih dari separuh penduduk dunia bergantung pada minyak sawit untuk berbagai kebutuhan sehari-hari, termasuk minyak goreng, margarin, hingga bahan baku industri makanan dan kosmetik.

Data dari International Union for Conservation of Nature (IUCN) menyebutkan bahwa produksi minyak sawit global meningkat 15 kali lipat dalam rentang waktu 1980 hingga 2014, dari 4,5 juta ton menjadi 70 juta ton. Kebutuhan ini terus bertambah seiring pertumbuhan populasi dunia yang memerlukan sumber minyak nabati yang efisien.

Dikutip dari laman BPDP, Selasa (01/04/2025), sekitar 85 persen pasokan minyak sawit global berasal dari Indonesia dan Malaysia. Kedua negara ini menjadi produsen utama yang memenuhi permintaan minyak sawit di berbagai negara, terutama di Asia dan Afrika.

Kelapa sawit memiliki keunggulan dibandingkan tanaman penghasil minyak lainnya. Dengan hasil minyak hingga sembilan kali lebih tinggi per hektar dibandingkan kedelai atau bunga matahari, sawit menjadi pilihan utama dalam memenuhi kebutuhan minyak nabati dunia.

Selain itu, minyak sawit memiliki berbagai kegunaan di luar sektor pangan. Industri kosmetik dan produk pembersih banyak menggunakan minyak sawit sebagai bahan dasar. Bahkan, sawit juga digunakan sebagai bahan baku biofuel yang dianggap lebih ramah lingkungan dibandingkan bahan bakar fosil.

Pelarangan minyak sawit di beberapa negara memunculkan kekhawatiran akan dampak yang lebih luas. Jika produksi minyak sawit dikurangi, maka lahan untuk tanaman minyak nabati lain harus diperluas, yang justru dapat meningkatkan risiko deforestasi lebih besar.

Keberadaan perkebunan kelapa sawit juga berkontribusi pada pembangunan ekonomi. Di Indonesia dan Malaysia, sektor ini menciptakan jutaan lapangan kerja dan mendorong pengembangan infrastruktur di daerah terpencil.

Banyak pihak mempertanyakan dampak lingkungan dari industri kelapa sawit. Namun, beberapa penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan sawit yang berkelanjutan dapat mengurangi dampak negatif dan tetap menjaga produksi minyak nabati yang efisien.

Dengan permintaan yang terus meningkat, minyak sawit tetap menjadi salah satu komoditas utama dalam rantai pasokan global. Sementara tantangan tetap ada, minyak sawit masih dianggap sebagai pilihan utama dibandingkan minyak nabati lainnya yang membutuhkan lahan lebih luas untuk hasil yang sama.***

Bagikan :

Artikel Lainnya