Produk turunan sawit dari UKMK menjadi solusi efektif dalam menekan biaya impor
April
19 Juni 2024Produk turunan sawit dari UKMK menjadi solusi efektif dalam menekan biaya impor
April
19 Juni 2024Sukoharjo, HAISAWIT – Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) mendorong kalangan pelaku usaha kecil, menengah, dan koperasi (UKMK) untuk memanfaatkan produk-produk berbahan baku sawit. Langkah ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan terhadap bahan baku impor dan memperkuat perekonomian nasional melalui hilirisasi industri sawit.
Dalam Workshop UKMK yang bertajuk "Oleofood Berbahan Sawit" di Hotel Grand Mercure Solo Baru, Sukoharjo, pada Rabu, 12 Juni 2024, lalu, Direktur Perencanaan dan Pengelolaan Dana sekaligus Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Kemitraan BPDPKS, Kabul Wijayanto, menegaskan pentingnya memanfaatkan sawit sebagai komoditas strategis bangsa.
“Selama ini kita hanya menggunakan bahan mentahnya dan tidak diproses menjadi turunan-turunannya, kita tidak mendapat manfaat lebih,” ujarnya seperti dilihat pada laman BPDKS, Rabu (19/6/2024).
Kabul menjelaskan bahwa produk turunan dari sawit diharapkan bisa digunakan untuk kebutuhan domestik dan ekspor. Salah satu fokus BPDPKS adalah mendorong penggunaan lilin atau malam berbahan sawit dalam industri batik.
“Kenapa batik? Karena batik merupakan produk budaya Indonesia yang hampir semua daerah punya batik dengan kekhasan dan cirinya masing-masing. Contoh dari Jawa Tengah, ada Solo dan Jogja, Pekalongan, di Jawa Timur, belum lagi masuk ke kabupaten seperti Cirebon, Madura, bahkan Sumatera juga ada,” katanya.
Saat ini, sebagian besar lilin yang digunakan dalam pembuatan batik diimpor, yang menyebabkan biaya produksi tinggi.
“Kalau impor artinya bahan bakunya mahal, sehingga kalau itu mahal otomatis produk batik yang dijual kepada masyarakat ini harganya ikut terdongkrak,” tuturnya.
Dengan beralih menggunakan lilin berbahan sawit yang merupakan hasil penelitian BPDPKS bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), diharapkan biaya produksi batik dapat ditekan dan produk batik menjadi lebih terjangkau.
Selain lilin atau malam berbahan sawit, BPDPKS bersama BRIN juga telah menghasilkan sejumlah produk turunan sawit lainnya. Dalam workshop yang berlangsung selama dua hari ini, para pelaku UKMK diberikan pengetahuan dan materi terkait produk-produk kuliner berbahan sawit, yang dikenal sebagai oleofood. Selain itu, demonstrasi berbagai produk oleofood sawit juga dilakukan untuk memperkenalkan manfaat dan potensi produk ini kepada peserta.
“Kegiatan ini sebagai salah satu upaya untuk mempromosikan kebaikan-kebaikan sawit,” kata Kabul menambahkan.
Melalui kegiatan ini, BPDPKS berharap dapat mengambil peran dalam mendukung pemulihan dan percepatan ekonomi melalui promosi hasil minyak sawit dan penelitian sawit yang dapat digunakan untuk pengenalan serta pengembangan industri sawit, sehingga dapat meningkatkan volume ekspor maupun memperkuat industri sawit Indonesia.
Dengan memanfaatkan produk-produk berbahan baku sawit, para pelaku UKMK tidak hanya membantu mengurangi ketergantungan terhadap bahan baku impor, tetapi juga berkontribusi dalam mengoptimalkan potensi sumber daya lokal. Inovasi ini diharapkan mampu memperkuat perekonomian nasional dan meningkatkan daya saing produk-produk Indonesia di pasar global.***