-
April
30 Mei 2024-
April
30 Mei 2024Jakarta - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) melaporkan bahwa kinerja ekspor crude palm oil (CPO) Indonesia pada triwulan pertama 2024 mengalami peningkatan ke beberapa negara. Ekspor ke Pakistan meningkat 68,49% menjadi 741 ribu ton dibandingkan 440 ribu ton pada 2023. Selain itu, ekspor ke India juga naik sebesar 3,62% menjadi 1,223 ribu ton dari 1,180 ribu ton pada tahun sebelumnya.
Namun, ekspor CPO ke beberapa negara lainnya mengalami penurunan. Ekspor ke China tercatat turun 4,2% secara year-on-year pada Maret 2024 dibandingkan dengan tahun 2023. Ekspor ke Uni Eropa juga turun sebesar 3%, dan ekspor ke Amerika Serikat mengalami penurunan sebesar 1,16%. Direktur GAPKI, Mukti Sardjono, menyampaikan dalam keterangan persnya pada Rabu, 29 Mei 2024, bahwa penurunan ini turut mempengaruhi total ekspor secara keseluruhan.
Secara bulanan, dari Februari ke Maret, kenaikan ekspor terbesar terjadi untuk tujuan India, yaitu sebesar 216 ribu ton menjadi 456 ribu ton setelah sebelumnya turun 287 ribu ton pada bulan Februari. Bangladesh mengikuti dengan kenaikan sebesar 128 ribu ton menjadi 162 ribu ton setelah turun 43 ribu ton pada bulan Februari. China juga mengalami peningkatan ekspor sebesar 121 ribu ton menjadi 447 ribu ton setelah sebelumnya turun 49 ribu ton pada bulan Februari.
Sementara itu, penurunan volume ekspor pada bulan Maret terjadi untuk tujuan Amerika Serikat sebesar 74 ribu ton menjadi 129 ribu ton. Ekspor ke Uni Eropa juga turun sebesar 24 ribu ton menjadi 317 ribu ton, dan ekspor ke Malaysia menurun sebesar 37 ribu ton menjadi 52 ribu ton. Meskipun demikian, kinerja total ekspor pada bulan Maret mengalami kenaikan sebesar 18,21%, yaitu dari 2,166 juta ton pada bulan Februari menjadi 2,560 juta ton pada bulan Maret.
Kenaikan ekspor terbesar pada bulan Maret terjadi pada CPO, yang meningkat sebesar 114,73% dari 152 ribu ton pada bulan Februari menjadi 327 ribu ton. Ekspor oleokimia juga naik sebesar 17,91% dari 364 ribu ton pada bulan Februari menjadi 429 ribu ton, dan ekspor olahan CPO meningkat sebesar 12,20% dari 1,495 juta ton pada bulan Februari menjadi 1,677 juta ton. Sebaliknya, penurunan ekspor pada bulan Maret terjadi pada PKO sebesar 98,73%, turun menjadi 0,19 ribu ton dari 15 ribu ton pada bulan Februari. Ekspor biodiesel juga menurun sebesar 54,54% menjadi 5 ribu ton dari 11 ribu ton pada bulan Februari, dan olahan PKO turun sebesar 5,69% menjadi 121 ribu ton dari 129 ribu ton pada bulan Februari.
Secara keseluruhan, nilai ekspor bulan Maret naik 4,47% menjadi 2.178 juta USD dari 2.082 juta USD pada bulan Februari, didukung oleh kenaikan harga CPO dari USD 965 per ton menjadi USD 1.042 per ton.