Kalimantan Selatan - Melalui implementasi Sistem Integrasi Sapi dan Kelapa Sawit (SISKA), didukung oleh Indonesia Australia Red Meat and Cattle Partnership (IARMCP) melalui SISKA Supporting Program (SSP), beberapa provinsi di Indonesia telah mengambil langkah penting dengan menerbitkan Peraturan Gubernur (Pergub) untuk implementasi SISKA. Langkah ini diikuti oleh penyusunan Roadmap Pengembangan SISKA, Petunjuk Pelaksanaan Program (Juklak), dan Prospectus Usaha Klaster SISKA.
Kalimantan Selatan (Kalsel) menjadi salah satu provinsi yang menonjol dalam penerapan SISKA. Di sini, telah terbentuk 22 klaster integrasi sawit sapi. Pemerintah Provinsi Kalsel berhasil menciptakan ekosistem yang seimbang antara perkebunan kelapa sawit dan peternakan sapi dengan luas lahan grazing yang mencakup lahan seluas 30.579 ha serta produksi tandan buah segar (TBS) sawit yang mencapai 2.029.033 ton per tahun. Saat ini, populasi sapi di Kalsel dari 22 klaster tersebut telah mencapai 3.590 ekor sapi, dengan lahan grazing yang luasnya mencapai 30.579 ha dan kebun rumput seluas 122,89 ha. Umur tanaman sawit berkisar antara 6-28 tahun.
Menurut Wahyu Darsono, Team Leader SISKA Supporting Program, klaster tersebut tersebar di empat kabupaten. Di Kabupaten Barito Kuala, terdapat 1 klaster dengan populasi sapi 224 ekor, lahan grazing seluas 2.717 ha, dan umur rata-rata tanaman sawit 13 tahun. Di Kabupaten Tabalong, terdapat dua klaster dengan populasi 217 ekor sapi, lahan grazing seluas 4.450 ha, dan umur rata-rata tanaman sawit antara 18-25 tahun. Sementara di Kabupaten Tanah Bumbu, terdapat 12 klaster dengan populasi sapi 2.634 ekor, lahan grazing seluas 12.792,5 ha, dan kebun rumput seluas 122,89 ha. Di Kabupaten Tanah Laut, terdapat 7 klaster dengan populasi sapi 515 ekor, lahan grazing seluas 10.620,2 ha, dan umur rata-rata tanaman sawit antara 16-25 tahun, dengan produksi TBS sawit mencapai 181.572 ton per tahun.
Selain klaster di Kalsel, SISKA Supporting Program juga memberikan dukungan pengembangan model SISKA di Kalimantan Barat (Kalbar) dengan 7 klaster, Kalimantan Timur (Kaltim) dengan 7 klaster, dan Riau dengan 7 klaster.
Sumber : infosawit.com