Transformasi Menuju Modernisasi: Digitalisasi, Mekanisasi, dan Dekarbonisasi dalam Industri Perkebunan Kelapa Sawit

Masa depan industri kelapa sawit bertumpu pada teknologi, mekanisasi dan keberlanjutan jelas Mochamad Edy Yusuf dan Faturohman

BERITA

HLS Redaksi

12 Februari 2024
Bagikan :

Jakarta - Kementerian Koordinator bidang Perekonomian dan Kementerian BUMN mengumumkan penerapan digitalisasi berbasis Internet of Things, mekanisasi, dan kebijakan operasional berbasis keberlanjutan melalui dekarbonisasi yang diterapkan oleh Holding Perkebunan Nusantara III (Persero) dalam  operasional perusahaan.

Mochamad Edy Yusuf, Asisten Deputi Pengembangan Agribisnis Perkebunan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Asisten Deputi Bidang Industri Perkebunan dan Kehutanan Kementerian BUMN Faturohman menjelaskan, masa depan industri perkebunan kelapa sawit bertumpu pada teknologi, mekanisasi, dan keberlanjutan.

"Masa depan perkebunan sawit nasional adalah seperti yang dilaksanakan Holding Perkebunan ini," kata Edy saat melakukan kunjungan kerja ke PTPN IV Palmco Regional 3 Provinsi Riau, dikutip Minggu, 11 Februari 2024.

Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dan Pembangkit Tenaga Biogas (PTBg) Sei Pagar menjadi lokasi pertama dalam kunjungan kerja perdana pada tahun 2024. Di sana, mereka mendapatkan pengalaman langsung dengan aplikasi Plantation Holding  seperti Millena, Intank Control, CMMS dan Simoli, dll.  yang meningkatkan kinerja operasional perusahaan di sektor off-farm.

Selain itu, tim juga melihat langsung keberadaan co-firing PTBg Sei Pagar, salah satu dari enam pembangkit listrik tenaga biogas yang dihasilkan dari pengolahan limbah cair pabrik kelapa sawit (POME) di seluruh PTPN IV PalmCo Regional 3. Kehadiran PTBg merupakan bagian dari peningkatan nilai tambah perusahaan, terutama melalui penjualan produk samping seperti cangkang.

Di sektor pertanian, kombinasi mekanisasi dan IoT, seperti sistem informasi  geospasial atau GIS, Arfina, DFarming, NBex, AWS, dll. yang juga meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasional perusahaan.

"Sebagai perusahaan milik negara, PTPN terbukti advance dalam mengoptimalkan produksi melalui implementasi digitalisasi, mekanisasi, serta pendekatan dekarbonisasi yang efektif dan efesien, disamping tentu juga perlu terus menerus menjaga integritas" ujarnya.

Mahmudi selaku Direktur Produksi dan Pengembangan Holding Perkebunan Nusantara III (Persero) mengatakan, strategi perseroan untuk terus berinovasi dalam memperkenalkan pendekatan digitalisasi, mekanisasi, dan  dekarbonisasi diperlukan untuk meningkatkan daya saing perseroan.

"Tidak ada kata lain selain menjadikan inovasi sebagai budaya perusahaan. PTPN telah melaksanakan hal ini dan diimplementasikan dengan sangat baik. Di sini adalah contohnya, ketika inovasi memperkuat transformasi dan memberikan nilai positif bagi operasional perusahaan," jelasnya.

Ia berharap pendekatan digitalisasi dan mekanisasi yang dilakukan PTPN IV PalmCo Regional 3 dapat menjadi contoh penerapan di tingkat regional secara luas  untuk menjadi PTPN Juara.

Sementara itu, Rurianto selaku Region Head PTPN IV PalmCo Regional 3 mengatakan pihaknya telah melaksanakan program digitalisasi secara bertahap sejak tahun 2020, dengan target implementasi penuh atau integrasi penuh pada tahun 2024.

"Bidang perkebunan dan industri kelapa sawit selama ini dikelola secara konvensional, dan kini saatnya kita menjadi pionior untuk bertransformasi menuju modernisasi dengan memanfaatkan teknologi," kata Ruri.

Ia mengatakan, langkah tersebut merupakan bagian dari transformasi perusahaan dengan diperkenalkannya Precision Farming untuk mendukung pengelolaan perkebunan kelapa sawit, sehingga pengendalian biaya, pengendalian produksi, dan pengendalian penipuan dapat dilakukan secara efektif dan efisien.

Langkah ini juga sejalan dengan pelaksanaan strategi perusahaan yaitu pengurangan biaya, peningkatan nilai, sehingga terbentuk Value Innovation.

"Digitalisasi, mekanisasi, dekarbonisasi merupakan bagian penting dalam transformasi perusahaan. Di sini ada perjuangan untuk menata dan mentransformasi budaya. Dari yang terfragmentasi menjadi terintegrasi. Dari yang serba manual menjadi terdigitalisasi, lebih cepat dan akurat," jelasnya.

Sumber : Liputan6.com

Bagikan :

Artikel Lainnya