Sumatera Selatan, HAISAWIT - Dalam
upaya mencerdaskan para pekebun sawit Sumsel, BPDP & DITJENBUN terus
melakukan upaya intensif meningkatkan kompetensi pekebun sawit berupa pelatihan-pelatihan
yang pelaksanaanya di kerjasamakan dengan lembaga professional antara lain BEST
PLANTER INDONESIA (BPI).
Direktur
Operasional BEST PLANTER INDONESIA (BPI) Friyandito, SP, MM dalam keterangannya
menyampaikan bahwa tahun 2025 ini adalah tahun ke-4 BPI dipercaya oleh BPDP dan
DITJENBUN untuk melatih pekebun sawit sebanyak 13 batch meliputi pekebun dari
Kabupaten Musi Banyuasin, Kabupaten Musi Rawas, Kabupaten Muara Enim dan
Kabupaten Musi Rawas Utara. Penyelenggaraanya akan dilakukan dalam 3 gelombang
dengan masing-masing terdiri dari 4-5
kelas yang dikerjakan secara paralel.
Sejak
tahun 2022 s/d 2025 BPI secara berturut-turut mendapat kepercayaan dari BPDP
dan DITJENBUN untuk melatih para pekebun dengan tema yang sangat penting bagi
pekebun yaitu Budidaya dan Panen Pascapanen. Adapun khusus pada tahun 2025 ini
tema yang diusung adalah Panen dan Pascapanen.
Panen dan
Pascapanen adalah aktifitas terakhir dalam rangkaian usaha perkebunan sawit,
oleh karenanya pembekalan ini sangat penting agar bibit yang sudah ditanam dan
tanaman yang sudah dirawat dengan baik benar-benar dipastikan buahnya (Tandan
Buah Segar/TBS) dapat dipanen secara tuntas dengan kualitas panen sesuai
standar Best Management Practices Perkebunan Kelapa Sawit. Dengan
demikian para pekebun mendapat harga terbaik, sehingga tujuan akhir
kesejahteraan dapat diwujudkan melalui penerimaan pendapatan yang baik.
Kepala
Dinas Propinsi Sumatera Selatan, Ir. Agus Darwa, M.Si dalam sambutan pembukaan pelatihan
tanggal 17 Mei 2025 menyampaikan bahwa
aktifitas panen dan pascapanen ini
sebenarnya bapak ibu sudah melakukan, hanya saja apakah yang dilakukan itu
sudah benar ? atau apakah sudah memenuhi standar ? Itulah perlunya pelatihan
ini dilaksanakan untuk dipelajari kembali dan ditanyakan kepada narasumber BPI
agar apa yang sudah dikerjakan dapat diperbaiki sesuai dengan standar yang
benar. Inilah maksud dari pelatihan pengembangan SDM ini agar yang sudah
dikerjakan akan menjadi lebih baik lagi.

Founder
BEST PLANTER INDONESIA, Ir. Heri DB, MM
dalam keterangan terpisah mengingatkan para pekebun untuk memperhatikan
3 faktor penting dalam mengelola perkebunan kelapa sawit yang berkelanjutan
yaitu Tanaman, Tanah dan Manusia (TTM).
Tanaman yang
paling penting diperhatikan adalah Populasi, Pupuk dan Panen. Ancaman
berkurangnya populasi saat ini adalah potensi serangan Ganoderma, oleh
karenanya pekebun harus mulai melakukan pengendalian Ganoderma secara lebih
terprogram dengan aplikasi musuh alami yaitu Trichoderma.
Tanah yang
kualitasnya semakin menurun ini dapat diatasi dengan mengganti sebagian pupuk
kimia yaitu +/- 30% dengan menggunakan pupuk berbasis bio atau pupuk
organic yang berkualitas serta memasukkan banyak bahan organic lain seperti
jangkos ke kebun.
Manusia
adalah
sumberdaya utama yang akan menentukan keberhasilan pengelolaan kebun, oleh
karenanya setiap kesempatan pelatihan yang di gagas oleh BPDP dan DITJENBUN
agar dimanfaatkan secara maksimal dengan cara banyak bertanya kepada narasumber
BPI yang sebagian besar berlatar belakang
praktisi, sehingga dapat memberikan alternatif solusi sesuai pengalaman
narasumber.