BRIN bekerja sama dengan PT Haltraco mengembangkan teknologi carbon additive berbasis cangkang sawit. Inisiatif ini bertujuan mendorong hilirisasi biomassa sawit menjadi produk energi bernilai tinggi.
Arsad Ddin
19 Juni 2025BRIN bekerja sama dengan PT Haltraco mengembangkan teknologi carbon additive berbasis cangkang sawit. Inisiatif ini bertujuan mendorong hilirisasi biomassa sawit menjadi produk energi bernilai tinggi.
Arsad Ddin
19 Juni 2025Jakarta, HAISAWIT – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menjalin kemitraan dengan PT Haltraco Sarana Mulia dalam pengembangan purwarupa teknologi produksi carbon additive berbahan dasar cangkang sawit.
Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dilakukan di Gedung BJ Habibie, Jakarta Pusat, Rabu (18/06/2025), antara Kepala Organisasi Riset Energi dan Manufaktur (OREM) BRIN, Cuk Supriyadi Ali Nandar dan Direktur Utama PT Haltraco, Iben Rifa.
Cangkang sawit selama ini dikenal sebagai limbah padat dari industri kelapa sawit. Melalui kerja sama ini, bahan tersebut diarahkan untuk menjadi sumber karbon aditif bernilai tambah yang dibutuhkan dalam industri logam, energi, dan material teknik.
Kepala OREM BRIN menyampaikan bahwa pendekatan teknologi terhadap biomassa sawit dapat memberikan nilai ekonomi baru sekaligus mendukung upaya efisiensi energi rendah karbon.
“Kami melihat potensi luar biasa dari limbah biomassa seperti cangkang sawit. Melalui pendekatan teknologi, bahan ini dapat kita ubah menjadi sumber energi karbon rendah yang bernilai tinggi. selanjutnya produk ini berpotensi sangat tinggi untuk ekspor maupun di dalam negeri,” ujar Cuk Supriyadi.
Ia juga menambahkan bahwa kerja sama tersebut melibatkan sejumlah pusat riset yang berada di bawah koordinasi OREM BRIN guna memastikan efektivitas proses dan pengembangan teknologi.
“Tujuan kerja sama ini untuk melakukan pengembangan purwarupa teknologi produksi carbon additive berbahan baku biomassa dari cangkang sawit yang efisien dan efektif agar menjawab tantangan industri carbon additive di Indonesia,” katanya.
Penandatanganan kerja sama ini turut disaksikan oleh Wakil Kepala BRIN, Amarulla Octavian. Ia menjelaskan pentingnya riset yang langsung menyentuh kebutuhan masyarakat dan industri.
“BRIN ini tidak hanya melaksanakan riset for science, tapi juga for application dan for policy. Jadi riset yang kami lakukan adalah untuk menjawab kebutuhan nyata masyarakat, industri, maupun pemerintah,” ucap Amarulla.
Ia juga menilai inisiatif ini merupakan bagian dari strategi Indonesia dalam mempersiapkan sumber energi alternatif yang lebih berkelanjutan.
“Inovasi seperti ini akan menjadi alternatif penting dalam menyongsong masa depan energi Indonesia. Kita tidak bisa terus bergantung pada sumber energi fosil yang pasokannya kian terbatas,” tutur Amarulla.
Kolaborasi ini mencakup tahapan mulai dari desain hingga pengujian purwarupa, dengan BRIN menyediakan dukungan riset dan teknologi. Sementara PT Haltraco Sarana Mulia bertanggung jawab pada tahap uji coba industri dan perencanaan komersialisasi.
Pengembangan carbon additive dari cangkang sawit juga melibatkan Pusat Riset Teknologi Industri Proses dan Manufaktur, Pusat Riset Konversi dan Konservasi Energi, serta Pusat Riset Teknologi Kekuatan Struktur.
Kemitraan ini menjadi bagian dari strategi hilirisasi hasil riset nasional yang diarahkan untuk memperkuat pemanfaatan biomassa sebagai sumber daya lokal. Teknologi tersebut ditujukan untuk menjawab kebutuhan sektor industri berbasis karbon secara lebih efisien.***