Jajaki Kerja Sama Pertanian Indonesia-Kolombia, Dua Negara Eksportir Sawit Siap Tukar Teknologi

Ketua GKSB DPR RI Jazuli Juwaini menerima delegasi Kolombia untuk membicarakan kolaborasi pertanian. Sebagai negara penghasil sawit, Indonesia dan Kolombia membuka peluang tukar pengalaman dan inovasi.

BERITA

Arsad Ddin

16 Mei 2025
Bagikan :

Jazuli Juwaini, Ketua GKSB DPR RI, menerima kunjungan Carlos Duenas di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, pada Rabu (07/05/2025). (Foto: Jaka/vel).

Jakarta, HAISAWIT – Indonesia dan Kolombia membuka peluang kerja sama di sektor pertanian. Keduanya merupakan negara penghasil dan eksportir kelapa sawit utama di dunia.

Pertemuan tersebut berlangsung dalam forum Grup Kerja Sama Bilateral (GKSB) DPR RI–Parlemen Kolombia. Kegiatan berlangsung di Gedung Nusantara III, Senayan, Jakarta, Rabu (7/5/2025).

Ketua GKSB DPR RI Jazuli Juwaini menerima langsung perwakilan dari Kedutaan Besar Kolombia, Carlos Duenas. Pertemuan berlangsung dalam suasana terbuka membahas peluang pertukaran teknologi dan pengalaman.

Jazuli mengatakan kedua negara memiliki perhatian besar terhadap isu pertanian dan sawit. Menurutnya, hal ini menjadi alasan kuat untuk menjalin kolaborasi konkret.

“Saya kira Indonesia sama Kolombia itu juga sama-sama konsen terhadap masalah pertanian, tidak ada salahnya kita tukar pengalaman, tukar teknologi, bukan (hanya) pertanian (untuk) kebutuhan sehari-hari, termasuk juga palm oil atau sawit (juga menjadi topik pembicaraan),” ujar Jazuli, dikutip laman Emedia DPR RI, Jumat (16/05/2025).

Menurutnya, kerja sama dengan negara lain perlu terbuka selama membawa dampak positif. Ia menilai Kolombia bisa menjadi mitra strategis Indonesia dalam pengembangan sektor pangan dan agribisnis.

Dalam kesempatan itu, topik ketahanan pangan juga menjadi bahasan penting. Program makan bergizi gratis dari Presiden Prabowo turut menjadi referensi dalam membangun kerja sama.

“Perwakilan dari Kolombia sangat sepakat dan setuju kita membangun kerja sama dalam bidang pangan, ketahanan pangan, apalagi Pak Presiden Prabowo kan punya program makan bergizi gratis,"

Kolaborasi lintas negara dianggap dapat mendukung kualitas generasi dan daya tahan pangan nasional. Jazuli menilai berbagai praktik baik dari negara sahabat layak menjadi rujukan.

“Dalam rangka juga untuk membangun kualitas generasi, juga Pak Prabowo ingin membangun kedaulatan pangan,"

Di akhir pertemuan, Jazuli menyatakan pentingnya keterbukaan dalam kerja sama. Ia menekankan manfaat luas yang bisa diperoleh dari hubungan bilateral.

"Saya kira kita tidak harus menutup diri, dari mana saja yang baik kita ambil, selama itu untuk membawa manfaat buat masyarakat, rakyat, bangsa, dan negara yang kita cintai,”

Selain pertanian dan sawit, sektor pariwisata juga menjadi bagian dari diskusi. Meski terpisah jarak geografis, daya tarik wisata Indonesia dan Kolombia dinilai saling melengkapi.

Kebijakan bebas visa antara kedua negara juga turut mendukung agenda kerja sama. Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2024 memperkuat akses warga Kolombia ke Indonesia selama 30 hari.

Sementara itu, warga negara Indonesia bisa masuk Kolombia tanpa visa hingga 90 hari. Ketentuan ini diatur dalam regulasi Kementerian Luar Negeri Kolombia Nomor 5488 Tahun 2022.***

Bagikan :

Artikel Lainnya