Serangan Tikus dan Kumbang Badak Ganggu Kebun Sawit di Mempawah, BPTP Pontianak Lakukan Pendampingan

Kelompok tani di Desa Wajok Hulu, Mempawah, Kalimantan Barat, mengalami serangan hama tikus dan kumbang badak pada kebun kelapa sawit mereka. BPTP Pontianak turun langsung memberikan pendampingan dan bantuan pengendalian hama di lapangan.

BERITA

Arsad Ddin

10 Mei 2025
Bagikan :

Kolase Foto Buah sawit rusak akibat serangan tikus di Desa Wajok Hulu, Kecamatan Jongkat, Kabupaten Mempawah. (Foto: Doc. BPTP Pontianak).

Pontianak, HAISAWIT – Kelompok tani sawit di Desa Wajok Hulu, Kecamatan Jongkat, Kabupaten Mempawah mengalami serangan hama tanaman. Serangan tersebut berasal dari dua jenis organisme pengganggu, yakni tikus dan kumbang badak.

Tim dari Brigade Pelindungan Tanaman (BPT) Balai Pelindungan Tanaman Perkebunan (BPTP) Pontianak langsung merespons laporan kelompok tani tersebut dengan melakukan pendampingan lapangan pada Selasa (06/05/2025).

Dilansir PF BPTP Pontianak, Sabtu (10/05/2025), hama tersebut menyerang lahan kelapa sawit seluas sekitar 8 hektare milik kelompok tani Tani Kita Mandiri.

Pengendalian hama dilakukan dengan kombinasi pendekatan kultur teknis, mekanis, dan kimiawi. Pendekatan ini dikenalkan melalui sosialisasi langsung kepada petani di lokasi kebun.

Tikus menjadi salah satu hama utama yang menyerang bagian pangkal batang dan umbut pada tanaman muda. Sementara pada tanaman menghasilkan, serangan biasanya terjadi pada tandan dan buah sawit.

Untuk menekan populasi tikus, petani diajak meningkatkan sanitasi kebun dengan merapikan potongan pelepah. Selain itu, pengendalian juga dilakukan menggunakan rodentisida.

Penggunaan predator alami seperti burung hantu juga diperkenalkan sebagai salah satu metode pengendalian berbasis ekologi. Ini dilakukan pada areal yang cukup luas.

Sementara itu, pengendalian kumbang badak Oryctes rhinoceros dilakukan dengan membersihkan sisa kayu dan tunggul tanaman mati. Tempat-tempat tersebut sering menjadi sarang larva kumbang.

Untuk kumbang dewasa, petani diajari menggunakan perangkap feromon. Satu perangkap dapat mencakup area seluas dua hektare dan efektif hingga tiga bulan.

Sebagai bagian dari pendampingan, BPTP Pontianak juga memberikan bantuan berupa rodentisida, feromon perangkap, herbisida, serta perlengkapan keselamatan seperti masker dan sarung tangan.

Setelah sosialisasi, para petani langsung mempraktikkan teknik pengendalian hama di kebun masing-masing. Praktik lapangan ini dipandu langsung oleh tim BPT.

Pendekatan lapangan ini dilakukan guna mempercepat respons terhadap gangguan hama dan meningkatkan kemampuan petani dalam mengelola ancaman di kebun sawit mereka.***

Bagikan :

Artikel Lainnya