Sekitar seratus pengrajin batik dari Cirebon berkumpul dengan penuh semangat di ruang Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Cirebon pada hari Kamis, 2 Mei
HLS Redaksi
3 Mei 2024Sekitar seratus pengrajin batik dari Cirebon berkumpul dengan penuh semangat di ruang Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Cirebon pada hari Kamis, 2 Mei
HLS Redaksi
3 Mei 2024Cirebon - Sekitar seratus pengrajin batik dari Cirebon berkumpul dengan penuh semangat di ruang Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Cirebon pada hari Kamis, 2 Mei. Mereka memulai proses mencanting kain bermotif dengan malam berbahan baku minyak sawit, sebuah perubahan dari penggunaan malam biasa yang biasanya berasal dari minyak bumi atau wax parafin. Malam sawit digunakan sebagai penghalang warna dalam proses membatik.
Kegiatan ini adalah bagian dari rangkaian Sosialisasi dan Inkubasi Malam Sawit yang diselenggarakan oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) bekerja sama dengan KPPN Cirebon, dari tanggal 2 hingga 3 Mei 2024, di Kota Cirebon. Selain sosialisasi kepada para pengrajin batik, acara ini juga menampilkan Lomba Membatik bagi siswa-siswi SMK di Kota Cirebon pada Jumat, 3 Mei. Kabul Wijayanto, Direktur Perencanaan dan Pengelolaan Dana/Plt. Direktur Kemitraan BPDPKS, menjelaskan bahwa kegiatan ini mendukung pelestarian warisan budaya Indonesia serta mendorong penggunaan produk turunan sawit dalam produksi kain batik.
Kegiatan serupa telah dilakukan oleh BPDPKS di Solo, Yogyakarta, dan akan diteruskan di sentra produksi batik lainnya. Giri Susilo, Kepala Bagian Umum Kanwil Perbendaharaan Jawa Barat, berharap kegiatan ini akan memberikan manfaat bagi para pengrajin batik di Cirebon serta meningkatkan perekonomian melalui sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Helmi Muhansyah, Kepala Divisi UKMK BPDPKS, menambahkan bahwa kegiatan ini juga bertujuan untuk mempromosikan manfaat kelapa sawit kepada masyarakat dan melawan opini negatif terkait industri sawit.
Dalam acara tersebut, BPDPKS berkolaborasi dengan CV Smart Batik, salah satu pelopor dalam penggunaan malam sawit dalam produksi batik. CEO Smart Batik, Miftahuddin Ihsan, menjelaskan bahwa mereka telah berhasil mengembangkan malam berbahan baku minyak sawit yang dapat digunakan dengan efektif dalam pembuatan kain batik. Penggunaan malam sawit memiliki keunggulan karena dapat mengurangi ketergantungan pada parafin impor, lebih ramah lingkungan, dan sesuai dengan prinsip halal.
Selain kegiatan sosialisasi dan workshop, acara tersebut juga menampilkan beberapa UKMK yang menampilkan kuliner khas Cirebon di booth yang disediakan oleh penyelenggara. Turut hadir dalam acara tersebut adalah Kepala KPPN Cirebon beserta stafnya, perwakilan dari Direktorat Sistem Manajemen Investasi Kemenkeu, perwakilan instansi/lembaga Kemenkeu Satu Cirebon, Ketua Asosiasi Pengrajin Batik Cirebon, dan media.
Sumber : sawitindonesia.com