Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus berlanjut, dengan Dolar AS masih bertengger di atas Rp16.100 per 1 US$
HLS Redaksi
20 April 2024Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus berlanjut, dengan Dolar AS masih bertengger di atas Rp16.100 per 1 US$
HLS Redaksi
20 April 2024Jakarta - Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus berlanjut, dengan Dolar AS masih bertengger di atas Rp16.100 per 1 US$. Pertanyaannya, apakah situasi ini memberikan keuntungan bagi eksportir kelapa sawit?
Menurut Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), Eddy Martono, pelemahan rupiah akan meningkatkan harga di dalam negeri, yang pada gilirannya menguntungkan ekspor. Namun, jika pelemahan tersebut berlangsung dalam jangka waktu yang lama, biaya produksi pun akan ikut meningkat, terutama karena sebagian besar pupuk masih harus diimpor. "Pelemahan rupiah dalam jangka pendek meningkatkan harga dalam negeri, memberikan keuntungan kepada industri sawit di hulu, termasuk petani. Tetapi jika berlangsung dalam jangka panjang, akan meningkatkan biaya produksi, terutama dari komponen impor seperti pupuk," ujarnya kepada CNBC Indonesia pada Kamis (18/4/2024). Menurutnya, jika pelemahan rupiah terhadap dolar AS berlangsung dalam jangka waktu yang lama, maka semua perkebunan kelapa sawit, termasuk petani, akan terdampak. "Dengan kenaikan biaya produksi, jika harga minyak sawit internasional tidak mengalami kenaikan," tambahnya.
Namun, di sisi lain, Eddy juga menyoroti bahwa jika harga minyak sawit internasional naik terlalu tinggi, hal itu juga dapat menjadi masalah bagi industri nasional, karena dapat mengakibatkan penurunan permintaan ekspor. "Jika harganya naik terlalu tinggi, itu pun akan menjadi masalah. Permintaan bisa jadi menurun," tegasnya.
Sumber : sawitindonesia.com