Menteri ESDM: Implementasi Biodiesel B40 Dimulai Tahun Depan

Pemerintah akan memulai implementasi biodiesel B40 tahun depan, dengan uji coba awal yang sukses pada kereta api

BERITA HAI INOVASI SAWIT

April

8 Agustus 2024
Bagikan :

Jakarta, HAISAWIT - Pemerintah Indonesia berencana meluncurkan implementasi biodiesel B40 pada tahun depan sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan penggunaan energi terbarukan dan mengurangi emisi gas rumah kaca.

Biodiesel B40, yang menggabungkan 40% bahan bakar nabati berbasis minyak sawit dengan solar, diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap pencapaian target energi bersih.

Dalam rilis laman Kementerian ESDM, pada, Senin (5/08/2024), disebutkan bahwa berdasarkan data terbaru, pemanfaatan biodiesel pada kuartal kedua tahun 2024 telah mencapai 6,2 juta kiloliter, atau sekitar 54,2% dari target tahunan sebesar 11,3 juta kiloliter. Hal ini menunjukkan perkembangan positif dalam penggunaan biodiesel di Indonesia, yang berperan penting dalam mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan menciptakan lapangan kerja baru.

Menteri ESDM Arifin Tasrif mengungkapkan bahwa penggunaan biodiesel B35 sudah mulai diterapkan tahun ini.

“Tahun ini sudah mulai masuk ke biodiesel B35. Insyaallah tahun depan B40 sudah bisa jalan, sudah ada kesepakatan," Menteri ESDM Arifin menjelaskan, seperti dilihat pada laman resmi Kementerian ESDM, Rabu (7/08/2024).

Pemerintah juga sedang mempersiapkan uji coba penggunaan biodiesel B40 di berbagai sektor. Fokus utama tahun depan termasuk alat pertanian, industri perkeretapaian, dan sektor-sektor lainnya seperti pertambangan dan perkapalan. Uji coba awal penggunaan B40 telah dilakukan pada kereta api Bogowonto di Stasiun Lempuyangan, Yogyakarta, pada Juli 2024.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Dr. Ing. Eniya Listiani Dewi, berharap bahwa semua uji coba dapat selesai pada akhir tahun 2024.

"Kami berharap semua uji penggunaan bisa selesai Desember ini sehingga penggunaan B40 secara penuh bisa dilakukan tahun 2025," tuturnya.

Selain fokus pada biodiesel B40, pemerintah juga merencanakan kebijakan pemanfaatan bioetanol sebagai campuran bahan bakar bensin. Bioetanol, yang dapat dihasilkan dari bahan baku seperti tebu dan singkong, memiliki potensi untuk mengurangi emisi karbon dan meningkatkan ketahanan energi nasional.

Bagikan :

Artikel Lainnya