HAISAWIT – Industri kelapa sawit di Indonesia dikenal sebagai salah satu sektor yang menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar. Sebagai industri yang padat karya dan berbasis pada sumber daya domestik, sawit berkontribusi signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja di berbagai tingkatan.

Dalam rilis terbaru dari GAPKI, Selasa (20/08/2024), dijelaskan bahwa industri sawit mengalami peningkatan dalam penyerapan tenaga kerja dari tahun 2015 hingga 2021. Jumlah tenaga kerja yang terserap meningkat dari 12,5 juta orang pada tahun 2015 menjadi 16,5 juta orang pada tahun 2021. Angka ini mencakup tenaga kerja langsung dan tidak langsung yang terlibat dalam sektor perkebunan kelapa sawit.

Industri sawit menyerap tenaga kerja langsung sebanyak 9,7 juta orang, yang terbagi menjadi 5,2 juta petani sawit rakyat dan 4,5 juta karyawan perusahaan perkebunan swasta maupun negara.

Selain itu, sekitar 8 juta orang terlibat dalam kegiatan terkait seperti pengangkutan TBS/CPO, penyediaan pupuk, dan alat-alat perkebunan.

Penyerapan tenaga kerja ini masih belum termasuk tenaga kerja yang terlibat dalam sektor hulu, hilir, dan jasa terkait lainnya dalam rantai pasok agribisnis sawit.

Industri sawit terbukti sebagai sektor strategis yang menyediakan kesempatan kerja di tingkat desa hingga nasional.

Teknologi padat karya dan ketergantungan pada sumber daya domestik menyebabkan industri ini mampu menciptakan berbagai peluang kerja yang luas dan beragam, dari sektor perkebunan hingga industri hilir seperti pabrik oleochemical dan biofuel.

Penting untuk memahami bahwa kontribusi industri sawit terhadap penyerapan tenaga kerja tidak hanya mencakup pekerja langsung di perkebunan, tetapi juga melibatkan berbagai sektor ekonomi lainnya yang terkait.

Seiring dengan pertumbuhan industri ini, diharapkan akan terus terjadi penyerapan tenaga kerja yang lebih besar dan peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat yang terlibat.