Lomba Batik Sawit Nasional 2024 di Yogyakarta mengundang peserta dari seluruh Indonesia untuk menciptakan desain batik menggunakan malam sawit, memanfaatkan limbah kelapa sawit sebagai bahan batik
HLS Redaksi
7 September 2024Lomba Batik Sawit Nasional 2024 di Yogyakarta mengundang peserta dari seluruh Indonesia untuk menciptakan desain batik menggunakan malam sawit, memanfaatkan limbah kelapa sawit sebagai bahan batik
HLS Redaksi
7 September 2024Yogyakarta, HAISAWIT - Kota Yogyakarta terus berinovasi dalam melestarikan warisan budaya batik, kini dengan memperkenalkan batik sawit sebagai produk unggulan yang siap merambah pasar internasional. Lomba Desain Batik Sawit Nasional 2024 menjadi langkah awal yang signifikan dalam pengembangan batik dengan sentuhan produk turunan sawit.
Dalam rilis Pemkot melalui portal berita, Kamis (05/09/2024), disebutkan bahwa Lomba Desain Batik Sawit Nasional 2024 bukan hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga membuka ruang kreatif bagi para perajin batik untuk memadukan nuansa kelapa sawit ke dalam seni batik. Acara ini juga bertujuan memperluas pasar batik hingga ke pasar global.
“Kita tahu bersama bahwa batik adalah warisan budaya Indonesia yang sudah diakui oleh dunia. Yogyakarta sebagai Kota Batik Dunia tentu saja terus berkomitmen untuk melestarikan dan menjaga marwah batik itu sendiri,” ujarnya, seperti dilihat dari Portal Berita Pemkot Yogyakarta, Jumat (06/09/2024).
Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Yogyakarta, Sugiharti Mulya Handayani, menyampaikan bahwa Lomba Desain Batik Sawit ini diikuti oleh 201 karya dari 19 provinsi di seluruh Indonesia. Peserta datang dari berbagai latar belakang, termasuk pelajar, dan mereka berlomba menciptakan motif batik dengan sentuhan nuansa kelapa sawit.
“Terdapat 201 karya yang dikirimkan peserta dari 19 provinsi dengan beragam latar belakang termasuk para pelajar. Para peserta tidak hanya berlomba menciptakan motif dengan nuansa kelapa sawit, tapi juga filosofi dan keindahannya,” jelas Sugiharti.
Ia juga menambahkan bahwa malam sawit, produk saringan dari pengolahan minyak kelapa sawit yang sebelumnya dianggap limbah, dimanfaatkan dalam proses pembuatan batik ini. “Dengan memanfaatkan lilin atau malam sawit dalam prosesnya, di mana malam sawit merupakan hasil saringan pengolahan minyak kelapa sawit yang dianggap sebagai limbah,” tambahnya.
Sugiharti juga menegaskan pentingnya acara ini untuk mendukung perkembangan industri batik sawit di Indonesia. “Kegiatan ini diselenggarakan dengan tujuan untuk mendorong perkembangan industri batik sawit, sekaligus mengenalkan potensi produk turunan sawit kepada masyarakat,” jelasnya.
Kepala Divisi UKMK BPDPKS, Helmi Muhansyah, menjelaskan bahwa Lomba Desain Batik Sawit Nasional ini pertama kali diadakan di Yogyakarta karena kota ini dianggap sebagai pusat kreativitas dan inovasi yang cocok untuk mengembangkan potensi batik sawit.
“Lomba ini pertama kali diselenggarakan di Yogyakarta, karena sebagai Kota Batik Dunia kami melihat peluang yang sangat besar bagi IKM Yogyakarta untuk memanfaatkan produk turunan sawit. Dengan banyak sumber daya manusia yang kreatif dan inovatif, dapat menginisiasi pengembangan potensi batik sawit,” ujarnya.
Juara Lomba Desain Batik Sawit Nasional 2024, Franky Kurniawan, asal Jember, Jawa Timur, berbagi pengalaman tentang inspirasinya. Ia menyebutkan bahwa lomba ini membuka matanya terhadap potensi besar industri kelapa sawit, terutama dalam pemanfaatan residu sebagai bahan untuk batik.
“Dari lomba ini saya menjadi tahu, banyak peranan baik yang dihasilkan dari industri kelapa sawit. Termasuk residu dari proses pengolahannya yang bisa digunakan untuk bahan produksi kain batik yaitu malam sawit. Harapannya ini menjadi peluang yang bisa dimanfaatkan lebih luas, untuk mengembangkan potensi batik sawit,” ceritanya.
Lomba Desain Batik Sawit Nasional 2024 ini diharapkan menjadi batu loncatan bagi perajin batik di Yogyakarta dan seluruh Indonesia untuk terus berinovasi, serta membawa batik sawit ke panggung internasional.