Wamenkeu Thomas Djiwandono, Batik Sawit BPDPKS Produk Ramah Lingkungan yang Harus Dikembangkan

Thomas Djiwandono dukung batik sawit ramah lingkungan dari Smart Batik Indonesia di acara ATF 2024.

BERITA

Arsad Ddin

6 Oktober 2024
Bagikan :

Bali, HAISAWIT – Wakil Menteri Keuangan Republik Indonesia, Thomas Djiwandono, memberikan apresiasi tinggi terhadap produk batik berbasis sawit saat mengunjungi booth Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) di acara ASEAN Treasury Forum (ATF) 2024, baru-baru ini.

Dalam kunjungannya, Thomas tidak hanya melihat, tetapi juga berinteraksi langsung dengan produk-produk inovatif tersebut. Salah satu yang menarik perhatiannya adalah batik sawit yang diproduksi oleh Smart Batik Indonesia, sebuah usaha kecil menengah kreatif asal Yogyakarta yang telah bermitra dengan BPDPKS.

Thomas pun menunjukkan dukungannya dengan membeli dua potong batik sawit. "Batiknya bagus-bagus. Saya beli dua ya, yang ada sawitnya ini dan yang klasik ini," katanya sambil memilih kain bermotif Gurda Sawit dan Ceplok Sawit, seperti dilihat pada laman BPDPKS, Minggu (06/10/2024).

Kehadiran Thomas di booth BPDPKS menjadi momen berharga bagi Miftahudin Nur Ihsan, CEO Smart Batik Indonesia. Bersama istrinya, Dinar Indah Lufita Sari, yang juga COO Smart Batik Indonesia, Ihsan merasa terhormat bisa berinteraksi langsung dengan Wakil Menteri Keuangan.

Setelah membeli batik, Thomas memberi dorongan semangat kepada Ihsan. "Kembangkan terus ya, sukses," ucap Thomas sembari memandangi Ihsan. Ihsan pun tak menyia-nyiakan kesempatan itu untuk menjelaskan lebih jauh tentang produk batik sawit yang mereka hasilkan.

"Izin Pak Wamen, batik yang kami hasilkan tidak sekadar batik, Pak. Tapi batik yang punya nilai pemberdayaan dan ramah lingkungan," jelas Ihsan.

Produk batik yang ditampilkan di booth BPDPKS memiliki keunikan tersendiri. Selain menggunakan bahan pewarna alami, batik ini memanfaatkan malam yang berasal dari kelapa sawit, menjadikannya lebih ramah lingkungan.

Ihsan juga menjelaskan bagaimana kemitraan dengan BPDPKS telah membantu mengembangkan bisnisnya.

"Produk-produk ini dikerjakan oleh Ibu-Ibu pembatik. Setelah bermitra dengan Divisi UKMK BPDPKS, jumlah pembatik kami meningkat dari 10 menjadi 60 orang. Batik ini juga menggunakan malam sawit dan pewarna alami yang lebih ramah lingkungan," tambahnya.

Di sisi lain, Aida Fitria, Kepala Divisi Lembaga Kemasyarakatan dan Civil Society (LKCS) BPDPKS, turut menyampaikan komitmen lembaganya dalam mendukung produk berbasis sawit.

"Kami saling bersinergi dan berkolaborasi untuk mendorong promosi produk-produk berbasis sawit. Setelah kegiatan ini, kami juga ada kegiatan di Trade Expo Indonesia. Semoga nantinya produk-produk dari Asosiasi maupun UKMK dapat semakin luas pasarnya dan go internasional," ujar Aida penuh harap.

Kegiatan ASEAN Treasury Forum 2024 yang berlangsung di Badung, Bali ini menjadi ajang penting untuk mempromosikan produk-produk inovatif berbasis sawit. Thomas Djiwandono sendiri membuka acara tersebut, yang dihadiri oleh pejabat keuangan dari negara-negara ASEAN.

Booth BPDPKS menjadi salah satu sorotan dalam pameran ini, terutama dengan hadirnya produk unggulan seperti Smart Batik Indonesia dan Cambiacraft, yang terus mengembangkan inovasi dengan bahan baku dari kelapa sawit.***

Bagikan :

Artikel Lainnya