Tanam serentak padi gogo di lahan sawit muda digelar di Batanghari, Jambi. BPSIP Jambi bersama petani dan perusahaan sawit mendukung inovasi ini demi ketahanan pangan nasional.
Arsad Ddin
5 Februari 2025Tanam serentak padi gogo di lahan sawit muda digelar di Batanghari, Jambi. BPSIP Jambi bersama petani dan perusahaan sawit mendukung inovasi ini demi ketahanan pangan nasional.
Arsad Ddin
5 Februari 2025(Foto: jambi.bsip.pertanian.go.id)
Batanghari, HAISAWIT – Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian (BPSIP) Jambi berpartisipasi dalam kegiatan tanam serentak tumpang sari padi gogo di lahan perkebunan kelapa sawit. Kegiatan ini berlangsung di lahan KUD Barokah, Desa Karya Mukti, Kecamatan Maro Sebo Ilir, Kabupaten Batanghari, pada Selasa (04/02/2025).
Tanam serentak ini merupakan bagian dari program Kementerian Pertanian untuk mendukung ketahanan pangan nasional. Tumpang sari padi gogo dengan kelapa sawit berusia di bawah dua tahun menjadi strategi pemanfaatan lahan yang efektif.
Pada usia muda, tanaman sawit belum memiliki tajuk yang rapat sehingga sinar matahari masih cukup untuk pertumbuhan padi. Dengan sistem ini, lahan sawit yang belum produktif tetap dapat menghasilkan panen padi.
BPSIP Jambi menilai metode ini dapat meningkatkan luas tanam padi di Indonesia. Selain itu, integrasi antara tanaman pangan dan perkebunan menjadi salah satu solusi dalam mengoptimalkan hasil pertanian.
Dilihat laman BPSIP Jambi, Rabu (05/02/2025), kegiatan ini turut dihadiri oleh Wakil Bupati Batanghari, perwakilan dari Pemerintah Provinsi Jambi, Dinas Pertanian, Dinas Perkebunan, serta perusahaan perkebunan sawit seperti PT Asian Agri. Selain itu, jajaran TNI dan perangkat desa juga turut serta dalam acara tersebut.
Tanam serentak ini tidak hanya berlangsung di Jambi, tetapi juga dilakukan serentak di berbagai provinsi dan kabupaten di Indonesia. Menteri Pertanian, Prof. Dr. Ir. Andi Amran Sulaiman, MP, turut hadir secara virtual dalam kegiatan ini.
Pemerintah berharap program tumpang sari ini dapat diterapkan lebih luas. Dengan memanfaatkan lahan sawit muda untuk menanam padi gogo, diharapkan produksi pangan nasional semakin meningkat.
Bagi petani sawit, sistem ini juga memberikan keuntungan tambahan sebelum tanaman sawit memasuki masa produktif. Peningkatan pendapatan dari hasil panen padi bisa menjadi nilai tambah bagi mereka.
Kolaborasi antara petani, pemerintah, dan perusahaan perkebunan dalam program ini menjadi bukti nyata bahwa perkebunan sawit dapat bersinergi dengan sektor pangan.
Dengan inovasi ini, Indonesia berupaya mencapai swasembada pangan tanpa harus membuka lahan baru. Langkah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi petani serta mendukung keberlanjutan sektor pertanian dan perkebunan di Tanah Air.***