Dalam acara halalbihalal bersama purnawirawan TNI, Presiden Prabowo menyampaikan bahwa kelapa sawit tak boleh diremehkan karena memiliki peran besar dalam ekonomi, energi, dan daya saing global Indonesia.
Arsad Ddin
15 Mei 2025Dalam acara halalbihalal bersama purnawirawan TNI, Presiden Prabowo menyampaikan bahwa kelapa sawit tak boleh diremehkan karena memiliki peran besar dalam ekonomi, energi, dan daya saing global Indonesia.
Arsad Ddin
15 Mei 2025Jakarta, HAISAWIT – Presiden RI Prabowo Subianto menilai kelapa sawit sebagai komoditas penting yang memiliki peran strategis dalam pembangunan ekonomi dan energi nasional. Ia menekankan agar semua pihak tidak menganggap remeh potensi besar yang dimiliki sektor ini.
Penilaian itu disampaikan saat menghadiri acara halalbihalal bersama Purnawirawan TNI Angkatan Darat (PPAD) dan keluarga besar TNI-Polri di Balai Kartini, Jakarta Selatan, Selasa (6/5/2025).
Dalam forum tersebut, Prabowo memberikan pandangan tegas mengenai posisi kelapa sawit di tengah dinamika global. Ia menyebut bahwa sawit telah menjadi aset penting yang menjadi perhatian banyak negara.
“Jangan kita anggap enteng kelapa sawit. Kelapa sawit sekarang sudah menjadi komoditas kritis, strategis,” ujar Prabowo, dikutip laman Aspekpir, Kamis (15/05/2025).
Menurutnya, Indonesia sebagai produsen sawit terbesar dunia harus mampu menjaga dan mengelola sektor ini secara optimal. Ia menambahkan bahwa banyak negara sudah secara langsung meminta pasokan sawit dari Indonesia.
Prabowo menyebut beberapa negara seperti Mesir, Pakistan, India, hingga kawasan Eropa telah menunjukkan ketertarikan tinggi terhadap pasokan sawit dari Indonesia. Kondisi itu dinilainya sebagai sinyal bahwa posisi Indonesia sangat diperhitungkan dalam rantai pasok global.
Selain menyinggung soal permintaan internasional, Prabowo juga mengaitkan peran sawit dengan isu energi. Ia menyorot potensi sawit sebagai bahan bakar yang bisa menggantikan kebutuhan impor BBM.
“Negara kita sesungguhnya tidak perlu impor BBM sama sekali dari mana pun. Kita impor BBM hampir US$ 40 miliar setahun, padahal sebenarnya tidak perlu,” tambahnya dalam kesempatan yang sama.
Lebih lanjut, Prabowo menilai bahwa pengembangan kelapa sawit dapat mendorong swasembada energi. Ia menyebut sektor ini layak didorong melalui hilirisasi agar nilai tambahnya bisa dinikmati dalam negeri.***