
Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah, saat menghadiri seminar tentang kebijakan luar negeri dan pembangunan nasional di Padang, Rabu (23/4/2025). (Foto: Humas Pemprov Sumbar).
Padang, HAISAWIT – Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah, menyampaikan bahwa Sumatera Barat membutuhkan tambahan pabrik kelapa sawit guna mengoptimalkan proses hilirisasi di daerah tersebut. Hal itu disampaikan Mahyeldi usai mengikuti seminar kebijakan luar negeri dan pembangunan nasional yang berlangsung secara hybrid, Rabu (23/04/2025).
Seminar ini digelar di Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan (DJPb) Sumatera Barat dengan tema “Membangun Diplomasi Sawit Indonesia yang Berdampak terhadap Peningkatan Fiskal Daerah”.
Mahyeldi menilai, kegiatan tersebut bermanfaat untuk memperkuat pemahaman berbagai pihak tentang pentingnya hilirisasi dan ekspor komoditas unggulan daerah.
"Ini kegiatan yang sangat positif untuk kita bisa memahami pentingnya hilirisasi dan ekspor komoditas unggulan daerah. Apa yang disampaikan oleh para narasumber sejalan dengan apa yang kita inginkan," ujar Mahyeldi, dikutip laman RRI, Selasa (29/04/2025).
Lebih lanjut, Mahyeldi menyampaikan bahwa jumlah pabrik kelapa sawit di Sumatera Barat saat ini masih kurang dan perlu ditambah.
"Itu kurang dan perlu ditambah, agar kedepannya hilirisasi bisa menjadi lebih optimal. Bahkan jika memungkinkan hilirisasi harus mulai kita lakukan sampai ke tingkat produk jadi," ucap Mahyeldi.
Berdasarkan data tahun 2024, produksi kelapa sawit di Sumatera Barat tercatat sebesar 699,39 ribu ton. Sumbar menjadi salah satu daerah penyumbang ekspor sawit terbesar di Indonesia.
Sebanyak 79,65 persen dari total ekspor CPO nasional berasal dari Sumatera Barat. Angka ini menunjukkan besarnya peran sektor sawit bagi perekonomian daerah.
Saat ini, terdapat 38 unit pabrik pengolahan kelapa sawit yang tersebar di beberapa kabupaten/kota di Sumatera Barat. Kabupaten Pasaman Barat menjadi daerah dengan jumlah pabrik terbanyak, yakni 14 unit.
Jumlah tersebut dinilai belum memadai untuk mengimbangi kapasitas produksi sawit di Sumatera Barat, sehingga penambahan pabrik menjadi penting guna memperkuat hilirisasi.***