Hadapi Disrupsi, Menko PMK Dorong Penguatan SDM dan Potensi Bio seperti Sawit

Menko PMK Pratikno menekankan pentingnya penguatan SDM dan optimalisasi sumber daya alam seperti sawit dalam menghadapi disrupsi global serta mendorong transisi Indonesia menuju ekonomi hijau yang berkelanjutan.

BERITA

Arsad Ddin

16 Juni 2025
Bagikan :

Menko PMK Pratikno menyampaikan paparan dalam kegiatan Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat I Angkatan LXIII yang diselenggarakan oleh LAN RI Jakarta, Selasa (10/06/2025). (Foto: Kemenko PMK).

Jakarta, HAISAWIT – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno menyampaikan pentingnya penguatan sumber daya manusia (SDM) dan pemanfaatan sumber daya hayati, seperti kelapa sawit, dalam menghadapi disrupsi global dan transisi menuju ekonomi hijau.

Pernyataan tersebut ia sampaikan saat menjadi narasumber dalam Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat I Angkatan LXIII Tahun 2025 yang diselenggarakan oleh Lembaga Administrasi Negara (LAN RI), pada Selasa (10/6/2025).

Menurut Pratikno, Indonesia memiliki kekayaan alam yang sangat besar sebagai modal dalam mengembangkan ekonomi berkelanjutan. Kekayaan tersebut mencakup laut, daratan, hingga energi terbarukan seperti matahari, angin, dan sumber daya bio seperti kelapa sawit.

“Kuncinya adalah ‘making the best of’ atau memanfaatkan sebaik-baiknya potensi yang kita miliki,” ujar Pratikno.

Ia menambahkan, pengembangan ekonomi hijau membutuhkan kesiapan SDM yang memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan.

Pratikno menjelaskan bahwa disrupsi teknologi akan mengubah banyak jenis pekerjaan di masa mendatang. Perubahan ini menuntut kompetensi yang jauh lebih dinamis dan fleksibel dibandingkan sebelumnya.

“Skill yang paling fundamental menghadapi disrupsi adalah menjadi agile learner, yaitu pembelajar yang adaptif dan terus berkembang,” ujarnya.

Seiring dengan itu, ia menyoroti pentingnya membentuk gerakan sosial untuk membangun kesadaran lingkungan secara kolektif. Gerakan ini, menurutnya, dapat lahir dari kehidupan sehari-hari.

“Gerakan lingkungan bisa dibentuk melalui tradisi di sekolah, peran tokoh agama, budaya lokal, bahkan lewat hobi anak muda seperti olahraga dan musik,” katanya.

Menko PMK juga menyinggung pentingnya reformasi birokrasi dalam mendukung agenda pembangunan. Ia menilai bahwa peningkatan kapasitas individu tidak cukup tanpa perbaikan sistem.

“Birokrat ke depan bukan hanya dituntut meningkatkan kapasitas, tetapi juga membenahi sistem birokrasi. Jangan sampai birokrat hebat hanya berlari dalam kandang hamster, lari cepat, berkeringat, tapi terjebak dalam lingkaran,” ungkapnya.

Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat I tersebut diikuti oleh sejumlah pejabat dari berbagai kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah. Acara ini diselenggarakan oleh LAN RI sebagai bagian dari program penguatan manajemen pemerintahan.

Dalam kegiatan ini, Pratikno hadir sebagai pembicara kunci untuk menyampaikan pandangan strategis terkait pembangunan manusia dan transformasi kelembagaan di tengah tantangan global.

Beberapa isu utama yang dibahas dalam forum tersebut antara lain kesiapan menghadapi bonus demografi, arah kebijakan green economy, dan pemanfaatan sumber daya alam seperti sawit sebagai bagian dari transisi energi berkelanjutan.

Bagikan :

Artikel Lainnya