(Foto: biologi.ugm.ac.id)

Yogyakarta, HAISAWIT - Laboratorium Struktur dan Perkembangan Tumbuhan Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) mengadakan pelatihan mikroteknik tumbuhan bagi peneliti dari Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan. Kegiatan ini berlangsung selama delapan hari, mulai Senin (10/03/2025) hingga Rabu (19/03/2025), di laboratorium kampus tersebut.

Pelatihan ini bertujuan untuk memperdalam analisis anatomi tumbuhan, termasuk histokimia dan teknik preparasi jaringan. Peneliti PPKS Medan yang mengikuti pelatihan adalah Sri Mekar Melati, S.Agr., dari Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan.

Dalam rilis Fakultas Biologi UGM, Sabtu (21/03/2025), disebutkan bahwa pembukaan kegiatan dilakukan di laboratorium dengan sambutan dari Kepala Laboratorium Struktur dan Perkembangan Tumbuhan, Dr. Maryani, M.Sc. Beberapa dosen yang menjadi pemateri dalam pelatihan ini antara lain Utaminingsih, S.Si., M.Sc., Novita Yustinadiar, S.Si., M.Si., dan Dr. Wiko Arif Wibowo.

Materi pelatihan mencakup pematerian teori hingga praktik langsung di laboratorium. Para peserta mempelajari pembuatan preparat anatomi tumbuhan serta analisisnya menggunakan metode histokimia. Selain itu, mereka juga melakukan kerja mandiri di bawah bimbingan tenaga laboran.

Pelaksanaan pelatihan ini juga merupakan bagian dari pengabdian masyarakat Fakultas Biologi UGM. Kegiatan ini membuka peluang kerja sama dalam riset dan pengembangan ilmu di bidang proteksi tanaman dan bioteknologi.

Selama pelatihan, peserta mendapatkan pengalaman dalam menerapkan berbagai teknik mikroteknik tumbuhan. Beberapa di antaranya melibatkan pemrosesan sampel jaringan untuk melihat struktur sel secara detail.

Penutupan kegiatan dilaksanakan pada Rabu (19/03/2025) oleh Dr. Eko Agus Suyono, M.App.Sc. Dalam kesempatan tersebut, ia menyampaikan bahwa pelatihan ini tidak hanya berakhir di laboratorium, tetapi juga menjadi awal dari potensi kolaborasi penelitian yang lebih luas antara UGM dan PPKS Medan.

PPKS Medan dikenal sebagai lembaga penelitian yang berfokus pada pengembangan teknologi dan inovasi di sektor kelapa sawit. Keterlibatan penelitinya dalam pelatihan ini menunjukkan upaya peningkatan kapasitas sumber daya manusia di bidang riset pertanian.

Pelatihan ini juga selaras dengan agenda Sustainable Development Goals (SDGs), terutama dalam aspek peningkatan kualitas pendidikan dan kemitraan dalam penelitian. Ke depan, kolaborasi serupa antara institusi akademik dan lembaga riset diharapkan dapat terus berkembang untuk mendukung sektor perkebunan nasional.***