Peneliti BRIN Manfaatkan Limbah Agroindustri Padi dan Sawit Menjadi Biosilika

Melalui penelitian dan inovasi, peneliti BRIN menyulap limbah padi dan kelapa sawit menjadi biosilika, solusi ekonomis yang juga ramah lingkungan

BERITA HAI INOVASI SAWIT

April

22 Juli 2024
Bagikan :

Cibinong - HAISAWIT, Upaya pemerintah dalam meningkatkan produksi komoditas strategis nasional seperti padi dan kelapa sawit menghasilkan limbah agroindustri yang melimpah. Indonesia diperkirakan menghasilkan lebih dari 10 juta ton sekam padi dan 2 juta ton abu boiler dari pabrik pengolahan kelapa sawit setiap tahun. Kini, limbah-limbah tersebut dapat diubah menjadi produk biosilika yang memiliki nilai ekonomi tinggi.

Peneliti Pusat Riset Agroindustri (PRA), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Hoerudin, menjelaskan bahwa sekam padi dan abu boiler kelapa sawit mengandung silika (SiO2) yang cukup tinggi, yakni 15-20% dan 50-60% masing-masing. Silika yang dihasilkan oleh organisme hidup ini disebut silika biogenik atau biosilika.

“Dari 5 ton panen padi per hektare dan 20 ton panen tandan buah sawit per hektare, masing-masing sekitar 230 kg dan 154 kg silika ikut terangkut bersama hasil panen. Silika yang terangkut tersebut setara dengan dosis pupuk makro yang diberikan,” jelasnya dalam webinar bertajuk 'Silika Biogenik dari Limbah Industri: From Ash to Cash, pada Jumat (19/7/2024), seperti dilihat pada laman resmi BRIN, Senin (22/7/2024).

Hoerudin menyebutkan, PRA telah menghasilkan beberapa produk riset biosilika berbahan dasar sekam padi dan abu boiler kelapa sawit dalam bentuk cair dan bubuk. Produk ini berupa nanopartikel yang lebih efektif digunakan sebagai pupuk cair karena lebih mudah diserap oleh tanaman.

“Saat ini, produk biosilika cair telah diujicobakan di 22 provinsi di Indonesia untuk tanaman padi, bawang merah, dan tebu bekerja sama dengan instansi pemerintah, industriawan, dan kelompok tani,” tambahnya.

Biosilika juga memiliki potensi aplikasi yang beragam. Selain sebagai pupuk dan pestisida, biosilika dapat dimanfaatkan dalam industri tekstil fungsional dan mengurangi penggunaan krom pada proses penyamakan kulit. Bahkan, biosilika berpotensi digunakan sebagai alternatif material graf pengganti tulang di bidang kedokteran gigi.

Hoerudin menekankan bahwa pengembangan produksi biosilika dari sekam padi dan abu boiler kelapa sawit dapat menjadi alternatif yang lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan silika dari bahan tambang seperti pasir kuarsa, kuarsit, dan felspar yang tidak terbarukan dan memerlukan banyak energi dalam proses produksinya. Ini juga dapat membantu Indonesia mengurangi impor silika komersial yang nilainya terus meningkat, dari USD 56,3 juta pada tahun 2017 menjadi USD 81,99 juta pada tahun 2021.

Kepala Organisasi Riset Pertanian dan Pangan BRIN, Puji Lestari, dalam sambutannya mengungkapkan bahwa kelapa sawit dan padi adalah tanaman yang banyak menyerap dan mengandung silika. Dengan meningkatnya produksi, limbah agroindustri dari kedua komoditas ini juga meningkat, sehingga perlu diolah menjadi produk bernilai ekonomi sekaligus mengurangi potensi masalah lingkungan dan sosial akibat penumpukan limbah yang tidak termanfaatkan.

“BRIN melalui PRA terus mengembangkan riset produksi biosilika dari berbagai jenis limbah agroindustri seperti sekam padi, abu boiler kelapa sawit, abu ketel pabrik gula tebu, dan tongkol jagung. Kerja sama telah terjalin dengan beberapa industri untuk pengembangan produk agrokimia (pupuk cair) dan sol karet ramah lingkungan berbahan biosilika. Kerja sama ini dilakukan mulai dari tahapan riset hingga komersialisasinya,” ungkap Puji.

Webinar Agroinfuture #7 juga menghadirkan narasumber lainnya, yaitu Heri Hendro Satriyo, staf Departemen Riset dan Pengembangan PT Petrosida Gresik, yang memaparkan topik “Inovasi Pengembangan Produk Pupuk Nano Silika Berbahan Baku Silika Biogenik dari Sekam Padi,” serta Direktur PT Karya Adyatma Sejahtera, David Chrisnaldi Setiawan Ilot, yang membahas “Pengembangan Rubber Foam dan Solid Soles Berbahan Silika Biogenik dari Sekam Padi dan Abu Boiler Kelapa Sawit.

Bagikan :

Artikel Lainnya