"Harga TBS kelapa sawit di PT Bumi Mentari Karya telah turun dari Rp2.520 per kg menjadi Rp2.400 per kg. Penurunan ini mengikuti tren harga CPO dunia yang juga mengalami penurunan."
HLS Redaksi
22 April 2024"Harga TBS kelapa sawit di PT Bumi Mentari Karya telah turun dari Rp2.520 per kg menjadi Rp2.400 per kg. Penurunan ini mengikuti tren harga CPO dunia yang juga mengalami penurunan."
HLS Redaksi
22 April 2024Muko-Muko - Harga pembelian tandan buah segar (TBS) kelapa sawit oleh sejumlah pabrik pengolahan minyak kelapa sawit di Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, mengalami penurunan yang signifikan, dipicu oleh penurunan harga minyak mentah kelapa sawit (CPO) di pasar global. Beberapa pabrik besar di daerah tersebut melaporkan penurunan harga hingga Rp120 per kilogram. Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko, Iwan Cahaya, menyatakan, "Harga TBS kelapa sawit di PT Bumi Mentari Karya telah turun dari Rp2.520 per kg menjadi Rp2.400 per kg. Penurunan ini mengikuti tren harga CPO dunia yang juga mengalami penurunan."
Data terkini yang diterima dari 11 pabrik di wilayah tersebut, pada periode 17-19 April 2024, menunjukkan penurunan serupa di pabrik lain. PT Surya Andalan Primatama dan PT Usaha Sawit Mandiri juga melaporkan penurunan harga sebesar Rp100 per kg, sementara tujuh pabrik lainnya mengalami penurunan sebesar Rp50 per kg. "Meskipun produksi sawit lokal turun hampir 50% dalam beberapa bulan terakhir, penurunan produksi ini tidak berpengaruh langsung terhadap harga sawit," kata Iwan. Ia berharap harga sawit akan segera pulih, "Kami berharap harga akan kembali meningkat untuk meningkatkan kesejahteraan para petani, terutama saat ini, dimana musim panen sawit tidak begitu menguntungkan dengan adanya ‘musim trek’ yang berdampak pada berkurangnya jumlah buah."
Penurunan harga ini menunjukkan dinamika pasar CPO yang kompleks, di mana faktor global dan lokal sama-sama berperan dalam menentukan harga di tingkat petani. Ini mempengaruhi tidak hanya petani besar tetapi juga ratusan petani kecil di Mukomuko yang bergantung pada komoditas ini untuk penghidupan mereka.
Sumber : sawitindonesia.com