-
April
22 Juni 2024-
April
22 Juni 2024Riau - Sebanyak 130 petani kelapa sawit dari berbagai daerah di Riau berkumpul untuk mendiskusikan penguatan perkebunan sawit rakyat melalui peningkatan sarana dan prasarana, Kamis lalu. Focus Group Discussion (FGD) ini diadakan oleh Asosiasi Sawitku Masa Depanku (Samade) bersama Badan Pengelolaan Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) di Hotel Grand Elite, Pekanbaru.
Sukanto, penanggung jawab kegiatan, menjelaskan bahwa tujuan utama acara ini adalah untuk mendukung dan memperkuat perkebunan sawit rakyat melalui program sarana dan prasarana (sarpras). "Kami mensosialisasikan dan meningkatkan motivasi petani dalam mengajukan program sarpras," ujar Sukanto.
Ketua Umum Samade, Tolen Ketaren, menambahkan bahwa kegiatan ini merupakan langkah strategis Samade untuk memastikan keberlangsungan perkebunan kelapa sawit di Indonesia, terutama di Riau. "Rencana ini kita lakukan setelah berjumpa dengan Dirjenbun di Jakarta yang meminta untuk menggalakkan sosialisasi program sarpras. Maka langsung kita lakukan dan wilayah Riau menjadi yang pertama," tuturnya.
Menurut Tolen, kelapa sawit memiliki peran penting sebagai penyumbang devisa negara terbesar di Indonesia. Namun, permasalahan seperti infrastruktur yang rusak atau belum memadai masih menjadi kendala. "Rusaknya jalan jalur angkutan kelapa sawit membuat petani harus merogoh kocek lebih dalam dan biaya angkutan semakin besar. Selain itu, produksi rendah karena kendala di pupuk atau pemilihan benih yang tidak bersertifikat, serta belum tersedianya alat langsir atau angkut yang dimiliki petani," tambah Tolen.
Ia juga menekankan bahwa BPDPKS memiliki program untuk mengatasi masalah tersebut, sehingga kegiatan ini seharusnya dimanfaatkan oleh para petani. Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Riau, Dr. Syahrial Abdi, menyebutkan bahwa kegiatan ini sejalan dengan upaya Provinsi Riau untuk mempertahankan konsistensi keberpihakan kepada petani kelapa sawit. "Dari hitungan, kami perkirakan ada 860 ribu keluarga yang bekerja di perkebunan kelapa sawit. Jika satu keluarga saja ada empat orang, maka ada 3,4 juta jiwa yang bergantung pada kelapa sawit," jelasnya.
Syahrial juga menekankan pentingnya kelapa sawit dalam menentukan pendapatan daerah di Riau. "Ada lima sumber pendapatan di Riau, dan harga kelapa sawit menjadi indikator penentuan besaran pendapatan tersebut. Artinya, petani kelapa sawit juga berperan penting dalam pendapatan daerah," pungkasnya.