Bupati Boalemo, Sherman Moridu, menekankan pentingnya komitmen semua pihak dalam mendukung kelapa sawit sebagai pendorong pembangunan nasional
Arsad Ddin
16 Oktober 2024Bupati Boalemo, Sherman Moridu, menekankan pentingnya komitmen semua pihak dalam mendukung kelapa sawit sebagai pendorong pembangunan nasional
Arsad Ddin
16 Oktober 2024Gorontalo, HAISAWIT – Rencana Aksi Daerah Kelapa Sawit Berkelanjutan (RAD-KSB) Kabupaten Boalemo menjadi langkah strategis dalam meningkatkan tata kelola kelapa sawit di daerah tersebut. Kelapa sawit merupakan komoditas unggulan yang memiliki peran strategis bagi pembangunan nasional. Indonesia sebagai salah satu negara produsen minyak kelapa sawit terbesar di dunia, memiliki luas tutupan lahan hingga mencapai 16.381.959 hektar (Keputusan Menteri Pertanian Nomor 833/KPTS/SR.020/M/12/2019).
Dalam peluncuran RAD-KSB, Bupati Boalemo, Sherman Moridu, menyampaikan pentingnya rencana aksi ini untuk mengatasi tantangan yang dihadapi oleh industri kelapa sawit.
“Namun demikian, keberlanjutan industri kelapa sawit nasional masih menghadapi berbagai tantangan. Salah satu tantangan tersebut berkaitan dengan bagaimana meningkatkan komitmen para pihak yang terlibat dalam pembangunan kelapa sawit berkelanjutan untuk menyinergikan prinsip 5P (People, Planet, Prosperity, Peace, dan Partnership). Oleh karena itu, diperlukan desain strategi perencanaan pembangunan kelapa sawit yang memperhatikan prinsip-prinsip berkelanjutan dengan memperhatikan aspek ekonomi, sosial budaya, dan ekologi,” ujar Sherman Moridu.
Penyusunan RAD-KSB ini diharapkan dapat menjawab masalah tumpang tindih lahan serta meningkatkan produktivitas kelapa sawit di Kabupaten Boalemo.
“Sehubungan dengan hal tersebut, Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 6 Tahun 2019 tentang Rencana Aksi Nasional Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan Tahun 2019-2024, yang selanjutnya disebut RAN 2. KSB, menjadi momentum penting bagi semua pihak untuk meningkatkan komitmen dan koordinasi pemerintah dengan para pihak terkait dalam perbaikan tata kelola sawit secara berkelanjutan,” terangnya.
Lebih lanjut, Sherman menjelaskan bahwa penyusunan RAD-KSB bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas pekebun, menyelesaikan status dan legalisasi lahan, serta memanfaatkan kelapa sawit sebagai energi baru terbarukan.
“Komponen utama untuk penerapan RAD-KSB ini di antaranya adalah penguatan data, penguatan koordinasi dan infrastruktur, peningkatan kapasitas dan kapabilitas pekebun, pengelolaan dan pemantauan lingkungan, tata kelola perkebunan, dan penanganan sengketa, serta percepatan pelaksanaan sertifikasi ISPO dan akses pasar,” jelas Sherman.
Penerapan RAD-KSB Kabupaten Boalemo diharapkan dapat menjawab permasalahan tumpang tindih lahan, perbaikan tata kelola kelapa sawit, termasuk soal plasma, serta peningkatan produktivitas kelapa sawit.
“Untuk itu, penerapannya akan diikuti dengan proses monitoring, evaluasi, dan pelaporan untuk mengukur kinerja dan pelaksanaannya oleh masing-masing OPD,” harapnya.
Melalui RAD-KSB, diharapkan sektor kelapa sawit di Kabupaten Boalemo dapat berkembang dengan lebih berkelanjutan dan berkontribusi positif bagi ekonomi lokal maupun nasional.***