Riset BPDPKS Mendorong Teknologi dan Kebijakan untuk Mengokohkan Industri Sawit Tangguh

Didiek Hadjar Goenadi, Menyampaikan bahwa Kelapa Sawit menjadi komoditi yg populer dan mayoritas di Indonesia dan memiliki potensi luar biasa untuk dikembangkan tapi disisi lain memiliki tantangan dari berbagai pihak untuk pengembangan ini

BERITA

HLS Redaksi

3 Oktober 2024
Bagikan :
Penyampaian Riset BPDPKS Mendorong Teknologi dan Kebijakan untuk Mengokohkan Industri Sawit Tangguh
Bali, HAISAWIT - Kamis (3/10/2024) Ketua Umum Asosiasi Inventor Indonesia, Didiek Hadjar Goenadi. Menyampaikan bahwa Kelapa Sawit menjadi komoditi yg populer dan mayoritas di Indonesia dan memiliki potensi luar biasa untuk dikembangkan tapi disisi lain memiliki tantangan dari berbagai pihak untuk pengembangan ini. Salah satu nya melalui kegiatan Pekan Riset Sawit Indonesia (PERISAI) ini.

Riset BPDPKS selain mengarahkan kepada aspek kebijakan juga banyak mengarahkan kepada pengembangan teknologi, yang langsung dan besar manfaat nya kepada industri sawit nasional. Baik pemerintah, industri dan petani bisa memanfaatkan hasil riset yang di danau oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS). Tujuan utama adalah menghasilkan teknologi dan kebijakan yang mampu menghasilkan industri kelapa sawit yang tangguh.

Sawit menghadapi tantangan diantara nya Yield Gap antara Petani dengan GAP, sistem panen yang efisien, pengolahan emosi gas rumah kaca rendah, pemanfaatan biomassa, dan pengembangan produk produk yang berbasis hayati. Ini adalah tantangan yang harus dijawab dan penelitian harus bersifat problem solving orientid.

Asosiasi Inventor Indonesia memiliki misi menjembatani para inventor dengan investor, karena tidak mudah membawa hasil riset bertemu dengan industri yang cocok dan bisa bekerjasama. Kami juga mencoba memperkuat unlimited creativity dan creative inteligence. Serta dalam networking para inventor.

Jumlah Invensi BPDPKS sejak 2015 sampai 2023 adalah 275. Dari jumlah tersebut yang siap dikomersialisasi adalah 46 kemudian setelah dilanjutkan dan yang Diminati oleh Calon Investor 26 Riset. Masih begitu banyak hasil invensi yang belum bisa diminati dan masuk ke Industri. Sehingga hadir AII untuk turut menghubungkan.

Masalah Umum yang diharapi dalam komersialisasi hasil Grant Riset Sawit adalah rendahnya kesesuaian teknologi dengan Kebutuhan Pasar kemudian rendahnya tingkat kesiapan teknologi, rendahnya tingkat komponen dalam negeri (TKDN) masih tergantung mesin mesin impor, potensi pasar asumsi periset tidak sesuai dengan realitas misalnya harga jual briket masih terlalu tinggi dibandingkan batubara serta bahan baku masih kurang, serta rendahnya komitmen periset. Mayoritas setelah selesai riset dilaksanakan, sudah dpublikasi para periset tidak berkenan untuk lanjut komersialisasi. Selain itu hambatan berikutnya adalah regulasi pemerintah yang menghambat. Perbedaan regulasi antara kementrian menjadi hal hal yang kedepan bisa dibahas bersama. Kemudian rumitnya proses legal di lembaga pengusul sehingga proses komersialisasi berlangsung lebih lama.

Selain itu diketahui, Kementerian Perindustrian diberikan amanat untuk menyusun, menjalankan, dan melakukan pemantauan atas kebijakan hilirisasi industri kelapa sawit sesuai Perpres No. 74 Tahun 2022 tentang Kebijakan Industri Nasional 2020- 2024. Hilirisasi industri diartikan sebagai upaya menghasilkan produk turunan sawit pangan (oleofood), non pangan (oleochemical), bahan bakar terbarukan (biofuel), hingga material baru ramah lingkungan (biomaterial), pada skala industri berkelanjutan.

Bagikan :

Artikel Lainnya