Satu Atap Urus Sawit, Ombudsman RI Desak Hadirnya Badan Khusus di Bawah Presiden

Tata kelola sawit dinilai masih bermasalah di sektor hulu. Ombudsman RI ajukan solusi pembentukan lembaga khusus yang menangani industri sawit secara menyeluruh.

BERITA

Arsad Ddin

8 Mei 2025
Bagikan :

Anggota Ombudsman RI, Yeka Hendra Fatika (Foto: ombudsman.go.id)

Jakarta, HAISAWIT – Ombudsman Republik Indonesia mendorong pembentukan Badan Sawit Nasional untuk membenahi tata kelola industri kelapa sawit dari hulu hingga hilir. Usulan ini dinilai sebagai solusi menyeluruh atas berbagai persoalan sawit yang masih terjadi.

Dorongan itu disampaikan Anggota Ombudsman RI, Yeka Hendra Fatika, dalam Diskusi Terbatas tentang Integritas Industri Sawit Indonesia di Kantor Bappenas, Jakarta Pusat.

Menurut Yeka, selama ini persoalan sawit ditangani secara terpisah oleh banyak lembaga, sehingga tidak efektif. Ia menilai perlu ada satu lembaga khusus yang bekerja langsung di bawah Presiden.

“Bagaimana tata kelola ini bisa ditertibkan, solusinya satu maka bentuklah Badan Sawit Nasional yang melingkupi persoalan sawit dari hulu ke hilir dalam satu atap,” ujar Yeka, dikutip laman Ombudsman, Rabu (08/05/2025).

Kajian sistemik mengenai tata kelola sawit telah dilakukan Ombudsman RI selama enam bulan pada tahun 2024. Kajian tersebut melibatkan 52 institusi yang tersebar di berbagai daerah.

Dari hasil kajian, Ombudsman merumuskan lima poin perbaikan untuk disampaikan kepada pemerintah. Salah satunya terkait tumpang tindih lahan sawit dengan kawasan hutan.

Saran lainnya mencakup perizinan pekebun rakyat, regulasi pendirian pabrik, dan tata niaga yang menjamin harga TBS petani. Kelima poin itu disampaikan kepada Presiden melalui surat resmi dua minggu lalu.

Dalam diskusi tersebut, Yeka juga menyebut bahwa hilirisasi sawit Indonesia berada pada posisi terbaik secara global. Namun, kondisi di sektor hulu justru masih menghadapi berbagai tantangan.

“Kalau kita bicara misalnya hilirisasi sawit the best in the world rasanya tidak ada yang bisa menyaingi hilirisasi Indonesia di dunia ini. Namun di hulunya kita menjadi persoalan,” sambungnya.

Diskusi turut dihadiri oleh Menteri PPN/Bappenas, Rachmat Pambudy, yang menyampaikan pentingnya peran kelapa sawit dalam kehidupan masyarakat luas. Ia menyebut sawit sebagai komoditas yang tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari.

“Betapa pentingnya sawit. Tidak hanya penting untuk petani kita, tidak hanya penting untuk pengusaha kita, tidak hanya penting untuk negara kita rupanya sawit telah menjadi komoditas dunia dan tidak ada makanan di dunia ini yang jauh-jauh dari minyak sawit,” katanya.

Mantan Menteri Pertanian, Bungaran Saragih, juga hadir sebagai pembicara kunci dalam diskusi tersebut. Ia menyebut bahwa industri sawit saat ini menjadi yang paling unggul dalam sektor pertanian nasional.

“Sawit merupakan primadona saat ini pada sektor pertanian kita dibandingkan pertanian yang lain,” ucap Bungaran dalam forum yang sama.

Selain itu, diskusi menghadirkan sejumlah panelis seperti Deputi Bidang Pangan dan SDA Bappenas Leonardo A.A.T. Sambodo, Ketua Umum APKASINDO Gulat Medali Emas Manurung, serta Kepala Pusat Studi Sawit IPB, Budi Mulyanto.***

Bagikan :

Artikel Lainnya