Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) menyatakan bahwa kenaikan harga minyak sawit mentah (CPO) menjadi faktor utama dalam lonjakan harga minyak goreng di pasaran
HLS Redaksi
11 Mei 2024Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) menyatakan bahwa kenaikan harga minyak sawit mentah (CPO) menjadi faktor utama dalam lonjakan harga minyak goreng di pasaran
HLS Redaksi
11 Mei 2024Jakarta - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) menyatakan bahwa kenaikan harga minyak sawit mentah (CPO) menjadi faktor utama dalam lonjakan harga minyak goreng di pasaran. Menurut Ketua Umum GAPKI, Eddy Martono, permintaan global terhadap minyak sawit juga sedang mengalami penurunan.
Meskipun demikian, menurut Eddy, harga saat ini sebenarnya tidak terlalu tinggi jika dibandingkan dengan tahun 2022 yang mencapai angka Rp17.000 per liter. Dia juga menambahkan bahwa produksi minyak sawit Indonesia mengalami penurunan. Produksi CPO menurun sebesar 8,25 persen dari 4.232 ribu ton pada bulan Januari menjadi 3.883 ribu ton pada bulan Februari. Menurutnya, penurunan produksi pada semester pertama biasanya menjadi tren yang umum, namun diperkirakan akan meningkat kembali mulai bulan September.
Terkait dengan kenaikan harga minyak goreng di pasaran, data dari panel harga Badan Pangan Nasional (Bappenas) menunjukkan bahwa harga minyak goreng curah saat ini mencapai Rp15.700 per liter, melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET) sebesar Rp14.000 per liter. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan sebelumnya telah mengusulkan peningkatan HET minyak goreng kemasan sebesar Rp1.000. Saat ini, HET untuk minyak goreng kemasan adalah Rp14.000 per liter.
"Diskusi sedang berlangsung untuk penyesuaian. Saya mengusulkan kenaikan sebesar Rp1.000, terutama untuk minyak dalam kemasan," ungkap Zulkifli Hasan kepada wartawan di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, pada hari Senin (6/5/2024).
Sumber : sawitindonesia.com