Yogyakarta Jadi Tuan Rumah Lomba Batik Sawit Nasional 2024, Potensi Sawit Siap Mendunia

Yogyakarta dorong pengembangan batik sawit dengan melibatkan BPDPKS dan Dekranasda.

BERITA

HLS Redaksi

9 September 2024
Bagikan :

Yogyakarta, HAISAWIT - Yogyakarta kembali menjadi sorotan dengan digelarnya Puncak Lomba Batik Sawit Nasional 2024 pada Kamis (05/09/2024). Acara yang berlangsung di Taman Pintar, Yogyakarta, ini mengukuhkan peran kota tersebut sebagai pusat kreativitas dan inovasi dalam pengembangan produk turunan sawit melalui seni batik.

Kegiatan ini merupakan inisiasi dari Usaha Kecil Menengah dan Koperasi (UKMK) Sawit Kota Yogyakarta, CV. Smart Batik Indonesia, serta didukung penuh oleh Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Yogyakarta dan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).

Dalam rilis BPDPKS melalui laman resminya, Senin (09/09/2024), disebutkan bahwa Lomba Batik Sawit Nasional ini diikuti oleh 100 peserta yang terdiri dari siswa SMK, guru, hingga pelaku usaha batik dari berbagai daerah. Tak hanya lomba, acara ini juga diramaikan dengan talkshow dan workshop terkait pengembangan batik sawit, sebuah inovasi yang memanfaatkan produk turunan sawit, seperti limbah sawit yang diolah menjadi malam batik.

Miftahudin Nur Ihsan, CEO Smart Batik sekaligus ketua pelaksana acara, mengungkapkan rasa syukurnya atas antusiasme luar biasa dari para peserta.

“Patut kita syukuri, kegiatan ini merupakan yang pertama di Indonesia. Antusiasme pesertanya juga luar biasa, jumlah karya masuk sebanyak 201 karya yang berasal dari 19 provinsi di Indonesia. Dari 201 karya terpilih 10 terbaik, salah satunya berasal dari kawan tuna rungu. Hari ini kita umumkan 3 terbaiknya. Nanti juga akan ada talkshow dan workshop tentang batik sawit,” ujarnya, seperti dilihat dari laman resmi BPDPKS, Senin (09/09/2024).

Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan potensi besar produk turunan sawit sebagai bagian dari industri kreatif.

“Kegiatan ini diselenggarakan dengan tujuan untuk mendorong perkembangan industri batik sawit, sekaligus mengenalkan potensi produk turunan sawit kepada masyarakat,” ungkap Ketua Dekranasda Kota Yogyakarta, Sugiharti Mulya Handayani. Menurutnya, produk turunan dari limbah sawit, seperti malam sawit, bisa dimanfaatkan sebagai bahan produksi kain batik.

Sugiharti juga berharap, ke depan, semakin banyak pelaku industri kerajinan yang turut serta dalam inovasi ini.

“Harapan kami, kedepannya semakin banyak anggota Dekranasda yang dapat terlibat dalam pengembangan produk turunan sawit,” paparnya.

Kepala Divisi UKMK BPDP Kelapa Sawit, Helmi Muhansyah, memberikan apresiasi khusus kepada Yogyakarta yang menjadi tuan rumah lomba ini.

“Lomba ini pertama kali diselenggarakan di Yogyakarta, karena sebagai Kota Batik Dunia kami melihat peluang yang sangat besar bagi IKM Yogyakarta untuk memanfaatkan produk turunan sawit. Dengan banyak sumber daya manusia yang kreatif dan inovatif, dapat menginisiasi pengembangan potensi batik sawit,” ungkap Helmi.

Penjabat Wali Kota Yogyakarta, Sugeng Purwanto, dalam sambutannya memberikan apresiasi tinggi kepada semua pihak yang terlibat, termasuk BPDPKS, Dekranasda, dan CV. Smart Batik Indonesia.

“Apresiasi yang setinggi-tingginya khususnya kepada Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit, Dekranasda Kota Yogyakarta, dan tentunya CV. Smart Batik Indonesia yang sekaligus Ketua Pelaksana. Kegiatan ini tentunya akan menjadi penyemangat dan penambah motivasi untuk kita semua untuk terus mengembangkan batik di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Batik Sawit memiliki potensi besar untuk dikembangkan dan siap mendunia. Sawit Baik, Batik Sawit Luar Biasa, Jogja Istimewa,” ungkap Sugeng.

Selain pengumuman pemenang lomba, acara ini juga dimeriahkan dengan sesi talkshow yang menghadirkan para pakar dari Dekranasda, BPDPKS, serta praktisi batik. Para peserta juga diberi kesempatan untuk langsung praktik membuat batik menggunakan malam sawit, memperkaya pengetahuan dan keterampilan mereka dalam inovasi batik berbasis produk turunan sawit.

Dengan terselenggaranya acara ini, Yogyakarta tidak hanya memperkuat posisi sebagai Kota Batik Dunia, tetapi juga memperlihatkan komitmen kuat dalam memanfaatkan potensi sawit untuk mendorong industri kreatif yang berkelanjutan.

Bagikan :

Artikel Lainnya