17 Negara Belajar Praktik Kelapa Sawit Berkelanjutan di Riau

Pelatihan kelapa sawit berkelanjutan di Riau, 17 negara mempelajari praktik kelapa sawit berkelanjutan yang dikelola oleh petani rakyat Indonesia.

BERITA

Novi

3 Juli 2024
Bagikan :

Riau, HAISAWIT – Kegiatan Pelatihan Peningkatan Kapasitas untuk Pengelolaan Komoditas Berkelanjutan Berbasis Pertanian Rakyat untuk Negara Sehaluan (Like-Minded Countries - LMCs) telah sukses dilaksanakan di Bogor dan Riau pada tanggal 22 Juni hingga 2 Juli 2024. Pelatihan ini merupakan hasil kerja sama antara Kementerian Luar Negeri RI, Institut Pertanian Bogor (IPB), dan Lembaga Dana Kerja Sama Pembangunan Indonesia (LDKPI).

Peserta pelatihan berasal dari 17 negara yang tergabung dalam LMCs. Mereka mendapatkan kesempatan untuk mengunjungi perkebunan kelapa sawit di Siak, Riau, yang dikelola oleh petani rakyat.

Perkebunan tersebut menggunakan praktik perkebunan berkelanjutan, di mana 80 petani telah tersertifikasi Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO). Praktik-praktik ini mengedepankan kearifan lokal dan konservasi hutan, termasuk penggunaan bio pestisida dan pupuk organik. Selain itu, perkebunan ini juga telah menerapkan metode Polygon Mapping untuk keterlacakan produk.

Staf Ahli bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Kementerian Luar Negeri RI, Duta Besar Adam M. Tugio, yang hadir dalam acara tersebut, berharap para peserta dapat belajar dari praktik terbaik perkebunan kelapa sawit di Riau, terutama dalam aspek keberlanjutan dan kontribusi petani rakyat terhadap industri kelapa sawit.

“Harapannya kunjungan ini memberikan pelajaran dan manfaat bagi peserta yang dapat dibawa kembali ke negara masing-masing,” ujar Adam, seperti dilihat pada laman resmi Kementerian Luar Negeri, Rabu (3/7/2024).

Asisten III Sekretariat Daerah Provinsi Riau, Elly Wardhani, dalam sambutannya menyampaikan bahwa pelaku usaha dan petani rakyat di Riau telah berusaha keras untuk memenuhi sertifikasi ISPO dan berkomitmen menggunakan praktik ramah lingkungan dan berkelanjutan.

“Harapannya ke depan kita sesama negara sehaluan dapat saling mendukung dalam praktik-praktik perkebunan yang berkelanjutan berbasis pada pertanian rakyat,” tambah Elly.

Sebelum kunjungan ke Riau, para peserta telah mengikuti sesi in-class di Bogor yang mencakup topik-topik seperti hambatan, tantangan, dan peluang di sektor kelapa sawit; lessons learned dari proses sertifikasi ISPO dan keberlanjutan; serta praktik-praktik baik dalam perkebunan kelapa sawit berkelanjutan. Para peserta juga berdiskusi mengenai praktik agrikultur yang baik dan berkelanjutan dari masing-masing negara peserta.

Direktur Perdagangan, Perindustrian, Komoditas, dan Kekayaan Intelektual Kementerian Luar Negeri RI, Ditya Agung Nurdianto, menyampaikan dalam paparannya bahwa tren perdagangan dan keberlanjutan di pasar global saat ini menunjukkan regulasi perlindungan lingkungan yang ketat seringkali menghambat alur perdagangan komoditas pertanian dan makanan.

“Indonesia selalu memperjuangkan komoditas kelapa sawit Indonesia yang berkelanjutan melalui diplomasi dan norm-setting di berbagai forum multilateral. Indonesia juga selalu berkomitmen pada praktik pertanian berkelanjutan,” tegas Ditya.

Pelatihan ini merupakan komitmen Indonesia dalam pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs). Pelatihan yang akan berlangsung selama 5 tahun ke depan ini berfokus pada aspek pengelolaan berbagai komoditas perkebunan oleh petani rakyat dengan praktik berkelanjutan.

Hal ini mendukung pencapaian SDG 1 (No Poverty) dan SDG 2 (Zero Hunger), serta meningkatkan integrasi petani rakyat dalam rantai nilai global guna meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan mereka, sesuai dengan upaya pencapaian SDG 8 (Decent Work and Economic Growth) dan SDG 10 (Reduced Inequalities).

Para peserta menyatakan bahwa pelatihan ini sangat bermanfaat dan menginspirasi dalam mencari gagasan dan solusi terkait pertanian berkelanjutan. Pelatihan ini diharapkan dapat membangun front yang bersatu dalam upaya pembangunan dan memperkuat kerja sama antara negara-negara berkembang.

Diharapkan melalui pelatihan ini, para peserta dapat kembali ke negara masing-masing dengan membawa ide dan ilmu yang dapat diimplementasikan terkait praktik perkebunan berkelanjutan, serta meningkatkan kerja sama dan kolaborasi antara Indonesia dan negara-negara peserta.

Bagikan :

Artikel Lainnya