Kebijakan B40 meningkatkan serapan minyak sawit dalam negeri, sementara ekspor mengalami penurunan. GAPKI memperkirakan tren ini akan berlanjut pada 2025 dengan produksi sawit mencapai 53,6 juta ton.
Arsad Ddin
7 Maret 2025Kebijakan B40 meningkatkan serapan minyak sawit dalam negeri, sementara ekspor mengalami penurunan. GAPKI memperkirakan tren ini akan berlanjut pada 2025 dengan produksi sawit mencapai 53,6 juta ton.
Arsad Ddin
7 Maret 2025(Foto: gapki.id)
Jakarta, HAISAWIT - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) pada Kamis (06/03/2025) merilis laporan terkait produksi, konsumsi, dan ekspor minyak sawit tahun 2024 serta proyeksi untuk 2025. Dalam rilis tersebut disebutkan adanya peningkatan konsumsi domestik akibat kebijakan biodiesel B40.
Konsumsi minyak sawit dalam negeri diperkirakan terus meningkat seiring dengan implementasi B40. Dengan kebijakan ini, pemakaian minyak sawit untuk biodiesel diproyeksikan mencapai 13,6 juta ton pada 2025.
Dalam siaran pers GAPKI, Kamis (06/03/2025), disebtukan total konsumsi CPO dan PKO di dalam negeri pada 2024 mencapai 23,85 juta ton atau naik 2,78% dari tahun sebelumnya. Konsumsi biodiesel mengalami peningkatan signifikan sebesar 7,51% dibandingkan tahun 2023.
Produksi minyak sawit nasional pada 2025 diperkirakan mencapai 53,6 juta ton. Sementara itu, ekspor diprediksi mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya, seiring dengan peningkatan konsumsi dalam negeri.
Ekspor CPO dan turunannya pada 2024 tercatat sebesar 29,5 juta ton, turun 2,68 juta ton dibandingkan tahun 2023 yang mencapai 32,2 juta ton. Penurunan terbesar terjadi pada ekspor ke China dan India.
Nilai ekspor minyak sawit sepanjang 2024 mencapai USD 27,76 miliar atau lebih rendah 8,44% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sementara itu, harga rata-rata CPO di pasar global menunjukkan kenaikan, meskipun ekspor tetap mengalami penurunan.
Kebijakan B40 diperkirakan akan terus meningkatkan serapan CPO dalam negeri. Namun, di sisi lain, berkurangnya volume ekspor bisa menjadi tantangan bagi industri sawit Indonesia, terutama dalam menghadapi dinamika pasar global.
Dengan peningkatan konsumsi domestik, stok akhir CPO dan PKO di Indonesia pada 2024 turun 18,06% menjadi 2,57 juta ton. Hal ini menunjukkan penyerapan yang lebih besar di dalam negeri.
Secara keseluruhan, industri sawit nasional menghadapi perubahan pola konsumsi dan ekspor. Sementara konsumsi dalam negeri terus meningkat, volume ekspor diperkirakan akan mengalami penurunan pada 2025.***