
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, menerima laporan perkembangan sistem tracing sawit dari Tim ISPO dalam pertemuan di Jakarta, Kamis (22/05/2025). (Foto: ekon.go.id).
Jakarta, HAISAWIT – Pemerintah terus memperkuat tata kelola industri kelapa sawit nasional melalui pengembangan sistem tracing berbasis teknologi. Langkah ini dinilai penting untuk meningkatkan daya saing produk sawit Indonesia di pasar global.
Kegiatan pembahasan sistem informasi dan tracing tersebut berlangsung dalam pertemuan antara Tim Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Kamis (22/05/2025).
Dalam pertemuan itu, Tim ISPO menyampaikan laporan perkembangan sistem tracing yang sedang dikembangkan. Sistem ini mencakup data sertifikasi, lokasi perkebunan, hingga aspek keberlanjutan lingkungan.
Langkah ini menjadi bagian dari strategi nasional untuk menjamin transparansi rantai pasok sawit dari hulu hingga hilir. Pemerintah menilai penguatan sistem informasi merupakan syarat penting dalam memenuhi standar keberlanjutan.
Menko Airlangga memberikan perhatian khusus pada pentingnya sistem tracing yang mudah dioperasikan oleh semua pihak.
“Sistem tracing harus dirancang simple dan user-friendly agar bisa diakses oleh semua pihak yang berkepentingan. Jadi, sistemnya sederhana tapi juga tetap bisa memfasilitasi pasar global,” ujar Menko Airlangga.
Ia juga menekankan bahwa penguatan sistem digital ini menjadi nilai tambah bagi industri sawit nasional. Terutama dalam menjawab tuntutan transparansi dan standar internasional.
“Pemerintah terus mendorong penguatan sistem informasi berbasis teknologi untuk menjawab tantangan transparansi dan keberlanjutan. Sistem informasi dan tracing ini akan menjadi nilai tambah bagi komoditas kelapa sawit Indonesia di pasar global,” ujar Airlangga.
Di sisi lain, sistem tracing ini juga diharapkan dapat menghubungkan berbagai elemen industri. Mulai dari pelaku usaha, asosiasi, akademisi, hingga pemantau independen.
Sistem ini juga dirancang terintegrasi dengan kebijakan strategis nasional. Salah satunya adalah peta jalan industri sawit berkelanjutan yang telah disusun sebelumnya.
Dalam pernyataannya, Menko Airlangga juga menyinggung pentingnya menjadikan sistem tracing sebagai alat penguatan posisi sawit Indonesia.
“Kelapa sawit merupakan salah satu tulang punggung ekonomi nasional. Dengan sistem tracing yang andal, kita bisa tunjukkan bahwa sawit Indonesia dikelola secara bertanggung jawab dan sesuai prinsip keberlanjutan,” ujar Menko Airlangga.
Sistem tracing sawit ini tengah dikembangkan secara progresif oleh Tim ISPO. Pengembangannya dilakukan secara bertahap dengan melibatkan lintas sektor.
Selain untuk kepentingan ekspor, sistem ini juga disebut akan membantu memperkuat pengawasan domestik. Hal ini dianggap penting untuk menjaga kredibilitas industri sawit di tingkat nasional.***