BI, Penurunan Produksi Sawit Ancam Pertumbuhan Ekonomi Riau

Produksi sawit Riau menurun akibat tanaman tua dan pemupukan kurang optimal, mengancam pertumbuhan ekonomi daerah

BERITA

Arsad Ddin

13 Oktober 2024
Bagikan :


Pekanbaru, HAISAWIT – Pertumbuhan ekonomi Riau menghadapi tantangan serius dengan penurunan produksi sawit dan migas. Komoditas utama yang menjadi andalan ekonomi daerah ini menunjukkan penurunan yang signifikan, terutama akibat tanaman sawit tua dan kurangnya optimalisasi pemupukan.  

Dilihat dalam laman resmi Pemprov Riau, Kamis (10/10/2024), diketahui bahwa lebih dari 60% lahan sawit di Riau dikelola oleh perkebunan rakyat, yang sering kali menghadapi kesulitan dalam hal perawatan dan pemupukan. Kondisi ini menjadi sorotan dalam acara Bincang Ekonomi dan Diseminasi Dukung Akselerasi Ekonomi Riau (Bedelau).  

"Banyak tanaman sawit di Riau yang sudah tua, ditambah dengan pemupukan yang kurang optimal, terutama di perkebunan rakyat yang menguasai sekitar 60% lahan sawit di Riau," jelas Panji Achmad, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Riau, seperti dilihat dalam laman resmi Pemprov Riau, Kamis (10/10/2024).

Selain sawit, sektor migas juga menghadapi penurunan produksi, dengan angka penurunan tahunan antara 8% hingga 12%. Hal ini berdampak langsung pada kontraksi sektor pertambangan dan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi daerah.

"Kami memperkirakan pertumbuhan ekonomi Riau tahun 2024 akan berada di kisaran 3,3% hingga 4,1%, meskipun sedikit melandai dibandingkan tahun 2023," ujar Panji. 

Meskipun demikian, ia optimis bahwa inflasi di Riau akan tetap terkendali di rentang 2,5% ± 1%.

"Kami juga optimis inflasi akan terjaga dalam rentang yang stabil. Ini penting untuk menjaga daya beli masyarakat." lanjutnya.

Untuk menjaga keberlanjutan pertumbuhan ekonomi, Bank Indonesia bersama Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Universitas Indonesia sedang melakukan kajian dampak industri pulp dan kertas terhadap perekonomian Riau. 

"Kami berharap hasil kajian ini dapat memberikan masukan bagi pemangku kebijakan dalam merumuskan strategi pembangunan yang efektif dan berkelanjutan," tutup Panji.

Dengan penurunan yang terjadi di sektor sawit dan migas, pemerintah daerah diharapkan dapat terus bekerja sama dengan berbagai pihak untuk mengatasi tantangan ini dan menjaga stabilitas ekonomi di masa depan.***

Bagikan :

Artikel Lainnya