FGD “Penguatan Ekonomi Kelapa Sawit demi Kemandirian Ekonomi Indonesia”, Jakarta, pada Selasa (04/02/2025). (Foto: PBNU/rri.co.id)

Jakarta, HAISAWIT - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menegaskan dukungan terhadap hilirisasi sawit sebagai bagian dari upaya memperkuat ekonomi nasional. Melalui Lembaga Pengembangan Pertanian NU (LPPNU), PBNU ingin berperan lebih dalam kebijakan industri sawit di Indonesia.

Dilansir rri.co.id, Minggu (09/02/2025), PBNU menyatakan bahwa mayoritas lahan sawit mandiri di Indonesia dimiliki oleh warga Nahdliyin.

Lebih dari 67 persen lahan sawit mandiri dikelola oleh petani Nahdliyin, sehingga keterlibatan NU dalam hilirisasi menjadi sangat penting.

"LPPNU sangat konsern terhadap agenda hilirisasi sawit, karena lebih dari 67% lahan sawit mandiri dimiliki oleh warga Nahdliyin. Tentu kami sangat berkepentingan untuk menjadi bagian dalam program pemerintah untuk hilirisasi," ujar Sekretaris LPP PBNU Tri Candra Aprianto.

Hilirisasi sawit dinilai sebagai langkah strategis dalam meningkatkan kesejahteraan petani, terutama dalam menghadapi tantangan global.

NU ingin memastikan bahwa petani sawit mandiri mendapatkan manfaat dari industri sawit, termasuk dalam aspek regulasi dan peremajaan kebun.

Selain itu, perhatian terhadap peremajaan sawit rakyat juga menjadi sorotan.

"Jadi perlu optimalisasi potensi sawit dimana masih banyak yang belum terkelola dengan baik termasuk oleh petani mandiri. Oleh karenanya penting untuk pemerintah memberikan perhatian kepada Peremajaan Sawit Rakyat," tambahnya.

PBNU menilai bahwa sawit memiliki peran penting dalam ketahanan ekonomi nasional. Dengan optimalisasi hilirisasi dan dukungan kebijakan yang berpihak pada petani, industri sawit dapat berkembang lebih baik di masa mendatang.***