BPDPKS Gelar Edukasi Kelapa Sawit untuk Melawan Isu Negatif di Lingkungan Pendidikan

Informasi positif tentang kelapa sawit secara terstruktur dengan sasaran yang terarah dan spesifik penting untuk dilakukan agar tujuan promosi kelapa sawit dapat tercapai secara optimal. Salah satu kondisi yang perlu diperhatikan adalah penyebaran informasi tentang kelapa sawit yang tidak didasarkan pada fakta objektif di lingkungan pendidikan

BERITA

HLS Redaksi

23 Oktober 2024
Bagikan :

Makassar, HAISAWIT - Kegiatan GenSawit Kota Makassar yang mengambil tema “Peran Kelapa Sawit Bagi Indonesia” ini diselenggarakan pada Kamis, 17 Oktober 2024 di Novotel Makassar. Adapun kegiatan ini diikuti oleh sekitar 280 Mahasiswa/i yang berasal dari 17 kampus di Kota Makassar. Selain penyampaian fakta objektif sawit melalui Talkshow, BPDPKS juga menyelenggarakan Lomba Essay Sawit, University of Sawit, serta Olimpiade #SawitBaik yang diikuti oleh seluruh peserta kegiatan.

Informasi positif tentang kelapa sawit secara terstruktur dengan sasaran yang terarah dan spesifik penting untuk dilakukan agar tujuan promosi kelapa sawit dapat tercapai secara optimal. Salah satu kondisi yang perlu diperhatikan adalah penyebaran informasi tentang kelapa sawit yang tidak didasarkan pada fakta objektif di lingkungan pendidikan. Dampak dari penyebaran isu ini sangat besar karena terjadi dalam dunia pendidikan yang dikhawatirkan dapat dianggap sebagai kebenaran umum oleh peserta didik, yang merupakan generasi muda Indonesia.

Berdasarkan hasil Sensus Penduduk Indonesia tahun 2020, generasi Z merupakan generasi dominan di Indonesia saat ini. Oleh karena itu, upaya untuk menangkal isu negatif tentang kelapa sawit di lingkungan pendidikan menjadi sangat penting. Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) kembali melanjutkan edukasi tentang fakta objektif kelapa sawit di universitas melalui GenSawit Kota Makassar tahun 2024.

Kota Makassar merupakan kota kelima di tahun 2024 ini yang dipilih menjadi salah satu lokasi penyelenggaraan kegiatan GenSawit. Meskipun tidak memiliki perkebunan kelapa sawit, generasi muda di kota ini cenderung memiliki pengetahuan yang minim tentang kelapa sawit lantaran tidak merasakan manfaat langsung dari perkebunan kelapa sawit, sehingga rentan terhadap penyebaran isu negatif.


Membuka acara, Direktur Perencanaan dan Pengelolaan Dana BPDPKS sekaligus Plt. Direktur Kemitraan BPDPKS, Kabul Wijayanto mengatakan, generasi muda memiliki peran yang sangat vital dalam pemberdayaan dan pengembangan sawit berkelanjutan di Indonesia.

“Dalam pengembangan sawit, banyak program yang dilakukan oleh BPDPKS, salah satunya adalah program promosi dengan menyasar generasi muda atau milenial agar mengetahui manfaat sawit secara menyeluruh,” ungkap Kabul Wijayanto.

Dijelaskan Kabul Wijayanto, BPDPKS bertugas menghimpun dan mengembangkan dana perkebunan kelapa sawit berkelanjutan, kemudian mengelola dana melalui investasi jangka panjang dan/atau jangka pendek dengan menjaga prinsip kehati-hatian dalam mendukung sektor sawit Indonesia.

“Harapan kami bahwa semoga anak muda atau milenial dapat terlibat dalam pengembangan sawit agar petani kelapa sawit juga meningkat khususnya di bidang pertanian itu sendiri,” tutup Kabul Wijayanto.


Hadir sebagai salah seorang narasumber, Prof. Dr. Ir. Yanto Santosa, DEA., IPU selaku Guru Besar Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University menyampaikan, komoditas sawit dituding lebih keras menjadi sebab terjadinya deforestasi. Padahal, proses alih fungsi kawasan hutan menjadi peruntukan bukan hutan diperbolehkan dalam UU No. 24 Tahun 1992 tentang Rencana Tata Ruang Nasional (setiap lima tahun sekali) sepanjang disetujui oleh mayoritas komponen negara di Dewan Perwakilan Rakyat.

“Dengan demikian jelaslah bahwa Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional/Provinsi/Daerah dan segala perubahan yang terkait dengannya, yang memuat peruntukan tanah untuk berbagai keperluan merupakan salah satu bentuk kedaulatan bangsa Indonesia yang tidak dapat diganggu gugat oleh bangsa lain di dunia,” kata Prof. Yanto Santosa dalam paparannya.

Lebih lanjut dikatakan Prof. Yanto, dari seluruh komoditi-komoditi non migas di Indonesia bahkan di dunia, sawit akan tetap menjadi komoditi unggul di negara kita, karena turunan dari pengolahan sawit sangat banyak dan sangat memiliki manfaat bagi masyarakat. Hal ini menjadi penyebab kelapa sawit selalu mendapatkan tudingan-tudingan negatif agar citra sawit tersebut tidak baik di mata dunia.

Dalam mendukung pemahaman Mahasiswa/i terkait informasi kelapa sawit secara holistik, BPDPKS juga menghadirkan narasumber diantaranya Achmad Maulizal Sutawijaya selaku Kepala Divisi Perusahaan BPDPKS dan Djono Albar Burhan selaku Ketua Departemen Ketua Departemen SDM dan Hubungan Internasional DPP APKASINDO. BPDPKS juga menghadirkan public figure yakni Shani Indira untuk mendukung semakin masifnya penyebaran informasi sawit di media sosial.

Bagikan :

Artikel Lainnya