Kuliah Umum Faperta Unilak, Menyoroti Masa Depan Sawit dan Lahan Gambut Riau

Faperta Unilak mengadakan kuliah umum bertajuk "Industri Kelapa Sawit dan Tantangan Keberlanjutan," yang membahas masa depan sawit dan pengelolaan lahan gambut di Riau

BERITA

Arsad Ddin

9 November 2024
Bagikan :


Pekanbaru, HAISAWIT – Fakultas Pertanian (Faperta) Universitas Lancang Kuning (Unilak) menggelar kuliah umum bertema "Industri Kelapa Sawit dan Tantangan Keberlanjutan" yang berlangsung di Aula Pustaka Unilak pada Rabu, (06/11/2024). Acara ini menghadirkan para pakar industri sawit dan lahan gambut yang berbagi wawasan seputar masa depan industri kelapa sawit di Riau, khususnya dari segi keberlanjutan dan pemanfaatan lahan gambut.

Dekan Fakultas Pertanian Unilak, Dr. Amalia, SP, MM, mengungkapkan bahwa tema ini diangkat karena relevansinya dengan kondisi alam dan ekonomi Riau. 

"Selain potensinya yang besar, tapi juga memiliki tantangan besar dalam hal keberlanjutan lingkungan dan sosial," ujarnya, seperti dilihat dalam portal resmi Faperta Unilak, Kamis (07/11/2024). 

Dr. Amalia menekankan pentingnya edukasi dan pola pikir kritis bagi para mahasiswa, khususnya yang berhubungan dengan tantangan lingkungan dalam industri sawit.

Dilihat dalam laman resmi Faperta Unilak, Kamis (07/11/2024), disebutkan bahwa Riau memiliki sekitar 2,7 juta hektar lahan gambut, hampir sepertiga dari total wilayahnya. Komoditas sawit menjadi bagian penting dari perekonomian Riau, namun tantangan keberlanjutan di lahan gambut menjadi isu yang perlu diatasi bersama.

Pada kuliah umum tersebut, hadir pula pemateri dari kalangan akademisi dan praktisi industri, di antaranya Ir. Enny Rahayu, MP, dari Institut Pertanian STIPER Yogyakarta, Prof. Dr. Dewi Fortuna S., TP, M.Si, Dosen Teknologi Hasil Pertanian Universitas Riau, serta Joddy Ridho Subagja, SP, MP, Direktur PT Digjaya Nata Persada. 

Para pemateri membahas strategi keberlanjutan dan inovasi dalam mengelola perkebunan sawit, terutama di lahan gambut, yang sangat relevan dengan kondisi geografis Riau. Dr. Amalia menyampaikan harapannya agar melalui kuliah umum ini, mahasiswa dapat semakin mengenali isu-isu strategis di industri sawit dan lahan gambut, serta memupuk semangat inovasi dan pemahaman yang lebih baik mengenai keberlanjutan. 

“Riau adalah gambut, gambut adalah Riau, semoga mahasiswa dapat terbentuk pola pikir dan meningkatkan pengetahuan tentang tema kita pada hari ini.” ujarnya.

Dalam acara ini, para pemateri juga menyoroti tantangan global terkait kelapa sawit, termasuk isu keberlanjutan yang seringkali mendapat sorotan internasional. Peserta kuliah umum, yang sebagian besar adalah mahasiswa Fakultas Pertanian, terlihat antusias mengikuti diskusi dan berinteraksi langsung dengan pemateri untuk menggali lebih jauh mengenai prospek dan tantangan keberlanjutan industri sawit di masa mendatang.

Dr. Amalia menutup kuliah umum dengan pesan penting bagi mahasiswa agar terus membekali diri dengan pengetahuan yang mendalam terkait potensi dan tantangan sawit, serta memahami bahwa upaya keberlanjutan harus menjadi prioritas di tengah kebutuhan ekonomi dan pelestarian lingkungan.***


Bagikan :

Artikel Lainnya