Nusa Dua, HAISAWIT – Pekan Riset Sawit Indonesia (PERISAI) 2024 resmi dibuka dengan fokus pada pentingnya transformasi strategi dan kebijakan pemerintah dalam mendukung industri kelapa sawit yang berkelanjutan.
Deputi II Bidang Pangan dan Agribisnis Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Dida Gardera, dalam presentasinya menekankan bahwa sawit memainkan peran strategis dalam mendukung ekonomi hijau di Indonesia.
Dalam sambutannya, Kamis (03/10/2024), Dida Gardera menyatakan bahwa pemerintah telah melakukan berbagai inisiatif untuk meningkatkan keberlanjutan di sektor kelapa sawit. Salah satunya adalah pengembangan program peremajaan sawit rakyat dengan menggunakan bibit bersertifikat untuk meningkatkan produktivitas perkebunan rakyat.
Dida juga menyoroti pentingnya kebijakan biodiesel sebagai langkah nyata dalam pengurangan emisi.
"Baik dari sisi serapannya, kemudian juga dari sisi penurunan emisinya, ini juga harus premis yang harus kita terapkan," ujar Dida Gardera di hadapan peserta PERISAI 2024.
Ia menambahkan, pemerintah sangat serius dalam mengimplementasikan kebijakan sawit berkelanjutan yang sejalan dengan upaya Indonesia untuk menerapkan pembangunan berkelanjutan.
Menurutnya, hal ini sangat penting untuk memastikan bahwa sawit tidak hanya mendukung industri, tetapi juga membantu menjaga lingkungan.
"Ini juga harus kita implementasikan bahwa sawit ini juga konotasinya itu berkelanjutan, ini yang paling penting," lanjutnya, menegaskan bahwa keberlanjutan adalah kunci utama dalam transformasi industri kelapa sawit.
Lebih lanjut, Dida Gardera menjelaskan bahwa sawit bukan hanya mendukung sektor energi melalui biodiesel, tetapi juga mendukung pembangunan hijau yang lebih luas.
"Dan bukan untuk sawit saja yang berkelanjutan, tapi mendukung Indonesia menerapkan pembangunan berkelanjutan atau green economy," ucapnya.
Sampai tahun 2023, upaya ini telah menunjukkan hasil yang signifikan. Menurut Dida, program kebijakan biodiesel B35 telah berhasil menurunkan emisi karbon secara drastis.
"Ini terbukti sampai dengan 2023 ini sudah menurunkan sekitar 32 juta ton emission reduction," paparnya.
PERISAI 2024 menjadi ajang penting bagi pemerintah dan pemangku kepentingan industri kelapa sawit untuk berdiskusi dan mencari solusi bersama dalam mendukung keberlanjutan industri ini.***