Dinas TPHBUN Papua Barat Gencarkan Edukasi Penggunaan Benih Sawit Bersertifikat

Dinas TPHBUN Papua Barat mengadakan sosialisasi di Manokwari untuk meningkatkan penggunaan benih sawit bersertifikat guna meningkatkan kualitas perkebunan

BERITA

Arsad Ddin

25 Oktober 2024
Bagikan :


Manokwari, HAISAWIT – Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (TPHBUN) Provinsi Papua Barat terus mendorong peningkatan kualitas perkebunan sawit melalui edukasi penggunaan benih sawit bersertifikat. Sosialisasi tersebut dilaksanakan di Manokwari pada Rabu (23/10/2024), dengan tujuan memastikan para pekebun memahami pentingnya penggunaan benih bersertifikat demi mendukung perkebunan yang berkelanjutan.

Dilihat dalam laman resmi RRI, Kamis (24/10/2024), diketahui bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari program nasional yang dilaksanakan oleh Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Perkebunan. Program ini juga masuk dalam rencana aksi daerah kelapa sawit berkelanjutan yang sedang digalakkan di Papua Barat.

Kepala Bidang Perkebunan TPHBUN Papua Barat, Benediktus Wijayanto, menjelaskan bahwa penggunaan benih sawit bersertifikat sangat penting sebagai standar pengelolaan perkebunan yang tepat. Dengan benih yang berkualitas, hasil perkebunan dapat lebih optimal dan berkelanjutan. 

“Kami berharap melalui sosialisasi ini, kedepannya peredaran benih sawit yang digunakan oleh masyarakat telah melalui proses sertifikasi resmi, sehingga dapat meningkatkan kualitas perkebunan kelapa di Papua Barat,” ujar Agustinus, seperti dilihat dalam laman resmi RRI, Kamis (24/10/2024).

Dalam kegiatan sosialisasi ini, turut hadir dua pemateri utama, yakni perwakilan dari Direktorat Jenderal Perkebunan yang membahas regulasi terkait benih sawit bersertifikat, serta perwakilan dari Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan yang memaparkan proses produksi dan distribusi benih sawit hingga sampai ke tangan para pekebun di Manokwari.

Peserta sosialisasi terdiri dari pekebun yang tergabung dalam asosiasi kelapa sawit, akademisi dari Universitas Papua (UNIPA) dan Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan), serta mitra dari Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian (BSIP). Mereka diberikan pemahaman mendalam terkait manfaat benih bersertifikat dan bagaimana proses sertifikasi itu dilakukan.

Agustinus juga menekankan pentingnya peran sumber daya manusia dalam proses ini. Benih unggul dihasilkan melalui proses sertifikasi yang ketat, dan petugas di lapangan harus memberikan edukasi kepada pekebun mengenai pentingnya penggunaan benih asli dan bersertifikat.

Diharapkan, melalui sosialisasi dan dukungan teknis yang terus digencarkan, perkebunan kelapa sawit di Papua Barat dapat semakin produktif dan berkelanjutan, sejalan dengan program pemerintah dalam pengelolaan perkebunan sawit yang lebih baik.***


Bagikan :

Artikel Lainnya