Dalam ajang LKS SMK Sulbar 2025, ESDM memaparkan potensi energi terbarukan di wilayahnya yang mencapai ribuan megawatt, termasuk energi dari limbah kelapa sawit sebesar 197,8 MW yang belum dimanfaatkan optimal.
Arsad Ddin
14 Juni 2025Dalam ajang LKS SMK Sulbar 2025, ESDM memaparkan potensi energi terbarukan di wilayahnya yang mencapai ribuan megawatt, termasuk energi dari limbah kelapa sawit sebesar 197,8 MW yang belum dimanfaatkan optimal.
Arsad Ddin
14 Juni 2025Mamuju, HAISAWIT – Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) tengah memfokuskan penguatan sumber daya manusia (SDM) teknik lokal untuk mendukung pengembangan sektor energi baru terbarukan.
Langkah ini disampaikan dalam ajang pembukaan Lomba Kompetensi Siswa (LKS) SMK Tingkat Provinsi Sulbar Tahun 2025 yang berlangsung di Aula SMKN 1 Rangas, Mamuju, Rabu (11/6/2025).
Pejabat Fungsional Inspektur Ketenagalistrikan Ahli Muda Dinas ESDM Sulbar, Farid Asyhadi, menyampaikan pemaparan tentang peluang dan tantangan sektor ketenagalistrikan di hadapan para peserta LKS SMK dari berbagai kabupaten.
“Sulbar memiliki potensi besar dalam pengembangan energi baru terbarukan. Potensi energi air (PLTA dan PLTMH) mencapai 1.500 MW, energi surya sebesar 1.677 MW, serta potensi biomassa dari limbah kelapa sawit sekitar 197,8 MW,” ujar Farid Asyhadi, dikutip dari laman Berita Pemrov Sulbar, Sabtu (14/06/2025).
Ia menjelaskan, potensi tersebut belum dimanfaatkan secara optimal. Sejauh ini, kapasitas pembangkit yang telah aktif memanfaatkan energi air baru mencapai sekitar 5 MW.
Farid juga mengungkapkan adanya tantangan struktural yang dihadapi daerah dalam pengembangan energi tersebut. Menurutnya, faktor regulasi dan kebijakan pusat menjadi kendala utama.
“Tantangan terbesar kita adalah terbatasnya kuota pembangunan pembangkit yang dialokasikan oleh pemerintah pusat dan PLN. Padahal sejumlah investor sudah melakukan survei dan siap berinvestasi,” ungkapnya dalam forum tersebut.
Dokumen Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034 yang baru diterbitkan oleh Menteri ESDM disebut menjadi titik awal untuk membuka ruang pengembangan kapasitas pembangkit di Sulbar hingga 1.800 MW.
Farid menilai, kesiapan tenaga kerja teknik lokal menjadi bagian penting dari agenda pengembangan sektor energi terbarukan yang ada. Oleh karena itu, kolaborasi lintas sektor menjadi bagian dari strategi.
“Ini peluang besar bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat Sulbar, sejalan dengan visi-misi Gubernur dan Wakil Gubernur Sulbar, Suhardi Duka–Salim S. Mengga (SDK-JSM),” tuturnya dalam acara tersebut.
Ia juga mengajak pihak sekolah untuk membangun komunikasi data yang lebih sistematis agar kebutuhan industri terhadap tenaga kerja bisa langsung terhubung dengan SMK terkait.
“Kami berharap sekolah-sekolah dapat menyusun dan membagikan database siswa dan alumni jurusan ketenagalistrikan kepada Dinas ESDM. Ini akan sangat membantu ketika perusahaan pembangkit mencari tenaga kerja,” tambahnya.
Acara LKS SMK Sulbar 2025 sendiri diikuti siswa-siswa dari berbagai kabupaten dan dibuka secara resmi oleh Pelaksana Harian (Plh) Sekprov Sulbar, Herdin Ismail.
Kegiatan ini menjadi ruang bertemunya sekolah kejuruan, pemangku kepentingan energi, dan pemerintah daerah dalam membicarakan penguatan kompetensi siswa di bidang ketenagalistrikan.
Dinas ESDM Sulbar turut mengisi sesi pemaparan materi teknis dalam rangka menyambungkan dunia pendidikan vokasi dengan kebutuhan industri energi yang berkembang di wilayah ini.***