Deskripsi: GAPKI siap bersinergi dengan pemerintah untuk mengatasi tantangan global industri sawit, fokus pada peremajaan sawit rakyat dan biodiesel B50 pada 2026
Arsad Ddin
21 November 2024Deskripsi: GAPKI siap bersinergi dengan pemerintah untuk mengatasi tantangan global industri sawit, fokus pada peremajaan sawit rakyat dan biodiesel B50 pada 2026
Arsad Ddin
21 November 2024Deskripsi: GAPKI siap bersinergi dengan pemerintah untuk mengatasi tantangan global industri sawit, fokus pada peremajaan sawit rakyat dan biodiesel B50 pada 2026
Bali, HAISAWIT – Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Eddy Martono, menyatakan kesiapan pihaknya untuk bersinergi dengan pemerintah dalam mengatasi tantangan global yang dihadapi oleh industri sawit Indonesia.
Dalam pembukaan Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) 2024 di Nusa Dua, Bali, Eddy menyoroti berbagai tantangan yang dapat memengaruhi sektor sawit, termasuk potensi krisis pangan dan energi, serta hambatan regulasi internasional seperti kebijakan bebas deforestasi Uni Eropa (EUDR).
"Industri sawit kini menghadapi ketidakpastian global. Diperlukan langkah bijak untuk memposisikan sawit sebagai sumber energi terbarukan dan pangan dunia," ungkap Eddy dalam Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) 2024 di Nusa Dua, Bali, seperti dilihat dalam portal resmi GAPKI, Jumat (08/11/2024).
Ia menekankan pentingnya dukungan kebijakan pemerintah untuk menjaga daya saing industri sawit Indonesia di pasar global yang semakin kompetitif.
Eddy juga menyoroti stagnasi dalam produksi sawit yang terjadi beberapa tahun terakhir, salah satunya disebabkan oleh lambatnya proses peremajaan sawit rakyat (PSR) di lahan petani kecil. Oleh karena itu, ia menyarankan agar pemerintah mempercepat program PSR, yang bertujuan meningkatkan kualitas kebun sawit rakyat.
“Kita perlu mempercepat program peremajaan sawit rakyat (PSR) dan memperkuat sinergi antar-pemangku kepentingan, khususnya dalam mendukung peningkatan biodiesel menjadi B50 pada 2026 tanpa mengganggu kebutuhan pangan dan ekspor,” jelas Eddy.
Menurut Eddy, pencapaian Indonesia Emas 2045, di mana Indonesia diharapkan menjadi negara maju, memerlukan dukungan penuh terhadap industri sawit, baik dalam aspek kebijakan yang mendukung keberlanjutan, serta peningkatan produksi dan ekspor. Ia juga menegaskan bahwa pemerintah harus terus memberikan perhatian terhadap perbaikan kebijakan terkait industri sawit, untuk menjaga sektor ini sebagai salah satu komoditas strategis nasional.
Ketua Panitia IPOC 2024, Mona Surya, turut menyampaikan pandangannya mengenai tantangan yang dihadapi industri sawit. Menurutnya, tantangan global seperti inflasi, konflik geopolitik, serta regulasi perdagangan, termasuk EUDR, menambah kompleksitas yang harus dihadapi.
“Industri sawit tak lepas dari volatilitas harga dan tantangan regulasi seperti EUDR. Kebijakan nasional tetap krusial untuk memastikan pengembangan industri sawit Indonesia,” jelasnya.
GAPKI juga berharap pemerintah dapat terus memperkuat kebijakan yang dapat mendukung perkembangan industri sawit secara berkelanjutan, serta memastikan kesejahteraan pekebun sawit rakyat. Kerja sama antara sektor swasta dan pemerintah menjadi kunci penting untuk menghadapi tantangan global yang ada, guna mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.***