IPB Mengadakan Seminar Nasional Tentang Potensi Intercropping Padi Gogo di Lahan PSR

Tantangan yang akan di hadapi dalam Pembangunan Pertanian 2024-2029 ini diantaranya : perubahan iklim, kondisi perekonomian global yang membuat nilai tukar rupiah lemah, gejolak harga pangan global, bencana alam yang dapat membuat gagal panen, peningkatan jumlah penduduk, aspek distribusi, alih fungsi lahan

BERITA

HLS Redaksi

19 November 2024
Bagikan :

Bogor, HAISAWIT – Institute Pertanian Bogor (IPB University) yang didukung oleh Riset Perkebunan Nusantara (RPN) dan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) Mengadakan seminar nasional dengan mengangkat tema “Potensi Intercropping Padi Gogo di Lahan Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) Untuk Mendukung Swasembada Beras” yang diadakan pada tanggal (19/11/2024) di Aston Sentul Lake Resort & Conference Center.

Dalam sambutannya, Staf khusus Menteri Bidang Kebijakan Pertanian, Dr. Ir. Sam Herodian, MS, IPU, APEC Eng, menyampaikan ketahanan pangan menjadi salah satu isu strategis di dunia saat ini. Tidak hanya di tingkat nasional, tetapi juga di panggung internasional.

“Kami berkomitmen untuk memperkuat program swasembada pangan, dengan tujuan mencapainya tidak hanya di level lokal atau nasional, tetapi juga untuk menjadikan Indonesia sebagai salah satu pemain kunci dalam memenuhi kebutuhan pangan dunia,” ujarnya.

Adapun tantangan dalam yang akan di hadapi dalam Pembangunan Pertanian 2024-2029 ini diantaranya : perubahan iklim, kondisi perekonomian global yang membuat nilai tukar rupiah lemah, gejolak harga pangan global, bencana alam yang dapat membuat gagal panen, peningkatan jumlah penduduk, aspek distribusi, dan alih fungsi lahan

Keynote Speech dan Opening Remarks oleh Rektor IPB University, Prof. Dr. Arif Satria, menegaskan untuk mengatasi tantangan pembangunan pertanian Indonesia perlu mengadopsi pendekatan yang berbasis pada keberlanjutan dan inovasi teknologi dalam pertanian, maka dari itu kita bisa lebih mengkaji lebih dalam mengenai penanaman padi gogo di lahan peremajaan sawit rakyat (PSR) untuk mendukung swasembada beras melalui seminar nasional ini.

Acara ini juga menghadirkan sesi diskusi yang mengahadirkan narasumber dari pertanian dan perkebunan kelapa sawit diantaranya Guru Besar Departemen Agronomi, IPB University (Bapak Prof. Dr. Ir. Suwarto, M.Si), RPN (Bapak Dr. Misnawi), Pusat Penelitian Kelapa Sawit – RPN (Bapak Sumaryanto, S.P., M.Si), dan RPN (Ibu Ratnawati Nurkhoiry M.Sc).

Dalam penyampaian Prof. Dr. Ir. Suwarto, M.Si mengatakan bahwa “Urgensi perluasan lahan padi ini sendiri dikarenakan antisipasi penurunan luas panen padi akibat konversi lahan sawah, pengamanan stok untuk pemenuhan konsumsi beras, dan memanfaatkan peluang sebagai lumbung pangan dunia eksportir beras. Dimana konsumsi beras untuk pendudukan kita sendiri pada tahun 2024 mencapai 26.411.902 ton,” ucapnya.

Sehingga penggunaan lahan pada lahan Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) dapat menjadi opsi dalam peningkatan swasembada pangan beras di Indonesia. Dengan mengkaji tantangan dan manfaat dari intercropping padi gogo – kelapa sawit tu sendiri.

Dalam acara ini juga disampaikan dukungan untuk mencapai suksenya intercropping di lahan Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) ini yaitu komitmen dan dukungan regulasi, kelembagaan dan legalitas lahan petani, fasilitas pendanaan, pemenuhan benih padi gogo unggul, sarana dan prasarana pertanian, off-taker hasil panen, sinergi lintas stakeholders, kewajiban jalur kemitraan (lahan petani), lembaga pendamping dan pengawas program. Kesimpulannya program ini memungkinkan tercapainya swasembada pangan dengan dukungan dari para pihak yang terkait.

Bagikan :

Artikel Lainnya