Kalsel Optimalkan Tumpang Sisip Padi di Perkebunan Sawit, Fokus pada Peningkatan Hasil

Kalsel optimalkan tumpang sisip padi di perkebunan sawit untuk mendukung swasembada pangan, dengan target selesai akhir November 2024

BERITA

Arsad Ddin

17 November 2024
Bagikan :

Banjarbaru, HAISAWIT - Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) terus berupaya meningkatkan hasil pertanian dengan mengoptimalkan program tumpang sisip padi di perkebunan sawit. Hal ini menjadi salah satu langkah strategis dalam mendukung program swasembada pangan, yang menjadi prioritas nasional.


Dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Pelaksanaan Optimasi Lahan dan Tumpang Sisip yang berlangsung pada Kamis, (14/11/2024), Pemerintah Provinsi Kalsel bersama Kementerian Pertanian, kepala dinas pertanian se-Kalsel, serta pengusaha kelapa sawit membahas berbagai strategi untuk mengatasi kendala dan mendorong produktivitas lahan. 


Dilihat dalam laman resmi Pemprov Kalsel, Kamis (14/11/2024), disebutkan bahwa pelaksanaan tumpang sisip padi gogo di perkebunan sawit menghadapi sejumlah tantangan, salah satunya adalah ketidakcocokan beberapa daerah untuk menanam padi gogo. Komjen Setyo Budiyanto dari Kementerian Pertanian menyoroti pentingnya optimasi lahan untuk meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) dan mendukung ketahanan pangan. 


"Tanggung jawab yang diberikan, mari kita tuntaskan," ujarnya, seperti dilihat dalam laman resmi Pemprov Kalsel, Kamis (14/11/2024). 


Penekanan ini menandakan urgensi untuk mempercepat penyelesaian kendala yang ada, agar program ini dapat memberikan dampak positif terhadap perekonomian daerah.


Plh. Gubernur Kalsel, Roy Rizali Anwar, juga memberikan arahan terkait pentingnya ketersediaan material dan alat yang tepat untuk mendukung program tersebut. Ia menekankan pentingnya pendataan lahan yang lebih akurat agar tumpang sisip padi dapat berjalan dengan lancar. 


Imam Subarkah, Plh Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Kalsel, mengungkapkan bahwa target awal optimasi lahan untuk tumpang sisip adalah 46.300 hektare, namun saat ini telah tersedia 41.829 hektare lahan yang dapat dimanfaatkan dengan progres sekitar 75,56 persen. Untuk itu, pihak terkait akan terus melakukan koordinasi agar lahan yang tersisa dapat segera digarap hingga akhir November 2024.


Pihak pemerintah daerah bersama dengan mitra seperti PT Surya Mataram Sakti dan PT Bara Jaya Mulia juga berkomitmen untuk terus mendukung keberhasilan program ini. Meski ada beberapa kendala terkait bibit dan kondisi lahan, mereka optimistis target yang telah ditetapkan bisa tercapai dengan dukungan penuh dari semua pihak.


Peningkatan hasil tumpang sisip di perkebunan sawit diharapkan tidak hanya meningkatkan ketahanan pangan tetapi juga menciptakan peluang ekonomi baru bagi petani dan masyarakat sekitar. Dengan adanya dukungan dari pemerintah, program ini menjadi salah satu langkah konkret dalam mewujudkan swasembada pangan di Kalimantan Selatan.***

Bagikan :

Artikel Lainnya