Wakil Menteri Luar Negeri, Pahala Nugraha Mansury, menekankan pentingnya kerja sama antar negara berkembang dalam menghadapi tantangan perdagangan kelapa sawit
Arsad Ddin
13 Oktober 2024Wakil Menteri Luar Negeri, Pahala Nugraha Mansury, menekankan pentingnya kerja sama antar negara berkembang dalam menghadapi tantangan perdagangan kelapa sawit
Arsad Ddin
13 Oktober 2024Jakarta, HAISAWIT - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) telah menyelenggarakan Indonesia Downstream Palm Oil Industry Business Forum pada Kamis, (10/10/2024) di Jakarta. Acara ini bertujuan untuk memperluas kolaborasi internasional antara industri hilir kelapa sawit nasional dan potential buyers dari luar negeri, serta mempromosikan praktik berkelanjutan dalam sektor kelapa sawit.
Forum ini dihadiri oleh 128 peserta, terdiri dari para pelaku industri sawit nasional dan calon pembeli dari 18 negara. Dalam sambutannya, Wakil Menteri Luar Negeri, Pahala Nugraha Mansury, menegaskan posisi Indonesia sebagai pemimpin dalam produksi kelapa sawit global, dengan kontribusi sebesar 59% dari total produksi minyak sawit mentah (CPO).
Forum ini menjadi kesempatan penting bagi pengusaha nasional dan asing untuk melakukan one-on-one business matching, yang difokuskan pada empat sektor utama, yaitu produk oleofood dan fitonutrien, oleokimia dan biomaterial, energi terbarukan, serta pupuk organik dari produk sampingan kelapa sawit. Selain itu, forum juga menyajikan demo masak untuk menunjukkan keunggulan produk kelapa sawit dalam industri kuliner.
Namun, kelapa sawit juga menghadapi tantangan, terutama terkait hambatan perdagangan yang tidak adil, seperti kebijakan European Union on Deforestation-free Regulation (EUDR). Wamenlu menekankan pentingnya kerja sama antar negara berkembang untuk mengatasi isu ini. Melalui forum ini, diharapkan dapat mengurangi miskonsepsi tentang industri kelapa sawit dan membuka jalur kolaboratif yang lebih luas.
Sebagai bagian dari forum, peserta asing juga diberi kesempatan untuk berkunjung ke PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (SMART) untuk memahami lebih dalam tentang riset dan operasi produksi kelapa sawit, serta bagaimana perusahaan memenuhi standar keberlanjutan.
Dengan kontribusi kelapa sawit terhadap PDB sebesar 3,5% dan 33,72% dari ekspor nasional, sektor ini tidak hanya menjadi pilar ekonomi, tetapi juga berkontribusi pada pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs). Melalui forum ini, Kemlu berkomitmen untuk terus memperkuat diplomasi dan pengembangan industri kelapa sawit, yang berperan strategis dalam ketahanan pangan global dan pembangunan berkelanjutan.***