Layanan Sertifikasi Benih Sawit di Kalsel Bisa Diajukan Secara Daring untuk Mempermudah Penangkar Sawit

BPSBP Kalsel meluncurkan layanan sertifikasi benih sawit secara daring guna mempermudah penangkar. Namun, keterbatasan literasi digital masih jadi tantangan dalam implementasi sistem ini.

BERITA

Arsad Ddin

15 Mei 2025
Bagikan :

(Foto: diskominfomc.kalselprov.go.id)

Banjarbaru, HAISAWIT – Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Perkebunan (BPSBP) Kalimantan Selatan kini membuka layanan sertifikasi benih sawit secara daring. Sistem ini diluncurkan oleh Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Kalsel untuk memberikan kemudahan bagi para penangkar.

Layanan ini menggunakan Google Form sebagai sarana pengajuan permohonan sertifikasi benih. Inovasi ini mulai diperkenalkan sejak Rabu (14/05/2025).

Meski demikian, pelaksanaan sistem daring ini belum berjalan optimal. Hal tersebut disampaikan Kepala BPSBP Provinsi Kalsel, Arif Purnomosidi.

“Sampai saat ini, masyarakat penangkar lebih nyaman menghubungi kami lewat WhatsApp,” ujar Arif, dikutip laman Media Center Kalsel, Kamis (15/05/2025).

Menurut Arif, pihaknya telah membagikan informasi kontak layanan melalui media sosial. Namun, sebagian besar penangkar masih mengalami kesulitan dalam mengakses dan mengisi Google Form.

“Meskipun kami telah memberikan informasi kontak melalui akun media sosial, mereka masih merasa kesulitan dalam mengisi Google Form. Jadi, cara manual masih menjadi pilihan utama,” tambahnya.

Untuk mengatasi kendala tersebut, BPSBP melakukan sosialisasi ke berbagai daerah. Salah satu caranya adalah dengan menyebarkan brosur dan bekerja sama dengan dinas di tingkat kabupaten/kota.

Sosialisasi difokuskan di wilayah yang banyak terdapat petani penangkar dan masyarakat yang membudidayakan bibit sawit di lahan rawa.

BPSBP juga menjalin sinergi dengan Dinas Hortikultura, Tanaman Pangan, dan Perkebunan untuk menjangkau lebih banyak pelaku usaha benih sawit.

Arif menyampaikan bahwa proses edukasi masyarakat akan tetap dilakukan secara bertahap. Hal ini demi meningkatkan literasi digital para penangkar sawit.

“Meskipun ada kendala, kami optimis bahwa dengan waktu dan edukasi yang tepat, masyarakat akan lebih terbiasa menggunakan sistem daring ini,” tutupnya.

Saat ini, sebagian besar penangkar di Kalsel masih memilih menghubungi petugas BPSBP melalui WhatsApp. Hal ini dianggap lebih praktis dibandingkan mengisi formulir digital.***

Bagikan :

Artikel Lainnya