Optimalisasi Kelapa Sawit dalam Pengolahan Pangan dan Kesehatan

ualifikasi konsumsi pangan akan menentukan kualitas asupan dan kecukupan gizi sehingga pada akhirnya akan menentukan tingkat kesehatan masyarakat

BERITA

HLS Redaksi

4 Oktober 2024
Bagikan :

Bali, HAISAWIT - Jum'at (4/10/2024) diskusi mengenai pengolahan, pangan dan kesehatan pada kegiatan Pekan Riset Sawit Indonesia (PERISAI) 2024. Kelapa sawit tidak hanya berperan penting dalam sektor ekonomi dan industri, tetapi juga memiliki potensi yang besar dalam dunia pangan dan kesehatan. Minyak sawit, salah satu produk utama dari pengolahan kelapa sawit, digunakan secara luas sebagai bahan dasar berbagai produk makanan, seperti minyak goreng, margarin, dan bahan pengawet makanan. Sifatnya yang stabil pada suhu tinggi membuat minyak sawit populer di industri pangan global. Namun, ada tantangan mengenai dampak kesehatan dan lingkungan yang menyertai penggunaannya.

Kegiatan Pekan Riset Sawit Indonesia (PERISAI) 2024 yang bertema Green Gold: Transforming Palm Oil Industry trough Cutting-Edge Technologies mendiseminasikan hasil penelitian dan pengembangan sawit kepada para pelaku usaha termasuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) serta koperasi. Dari hasil diseminasi tersebut, diharapkan akan terjadi pemanfaatan hasil riset oleh industri dan pelaku usaha. BPDPKS mengharapkan PERISAI mampu mendorong dan mempercepat proses kesiapan produk riset untuk memasuki tahap komersialisasi.

Ketua tim kerja standar kecukupan gizi kementerian kesehatan, Mahmud Fauzi menyampaikan bahwa "Kualifikasi konsumsi pangan akan menentukan kualitas asupan dan kecukupan gizi sehingga pada akhirnya akan menentukan tingkat kesehatan masyarakat," ucapnya.

Dalam hal inovasi pengolahan, pengembangan teknologi ramah lingkungan untuk memproses kelapa sawit semakin dikedepankan, termasuk produksi biofuel dan bahan-bahan kimia terbarukan yang dapat mengurangi ketergantungan pada minyak bumi. Upaya ini bertujuan untuk menciptakan proses yang lebih berkelanjutan tanpa mengorbankan nilai kesehatan dan nutrisi produk olahannya.

lalu Fauzi juga menambahkan bahwa "Minyak merupakan salah satu sumber energi, konsumsi minyak secara bijak dan tepat sesuai dengan kebutuhan gizi harian. Dengan adanya dukungan berbagai pihak dalam rangka upaya pemenuhan dan perbaikan gizi untuk mewujudkan pembangunan SDM yang berkualitas," ujarnya.

kemudian menurut pendapat Frisda Rimbun Panjaitan "Kami telah melakukan eksplorasi minyak inti sawit dan juga minyak makan merah yang diperuntukkan untuk fungsional oil jadi kita ingin lebih mengeksplorasi lagi minyak inti sawit dan minyak makan merah yang merupakan salah satu turunan dari CPO juga untuk kita lihat fungsionalnya yang bisa meningkatkan kesehatan. Selain itu kita juga mencoba untuk menghilirisasi lagi minyak makan merah yang sekarang tengah diberdayakan oleh kementerian koperasi dan UKM yaitu mengikutkan koperasi-koperasi mandiri dalam rantai hilirisasi CPO," ujarnya.

Dengan adanya diskusi-diskusi seperti ini diharapkan industri kelapa sawit Indonesia mampu menuju pemberdayaan dan keberlanjutan yang lebih besar dari yang sebelumnya. Dan juga penelitian lebih lanjut mengenai metode pengolahan yang lebih sehat dan ramah lingkungan sangat diperlukan untuk memastikan bahwa produk kelapa sawit dapat tetap menjadi bagian integral dari rantai pangan global tanpa mengesampingkan aspek kesehatan masyarakat.

Bagikan :

Artikel Lainnya