Pembukaan Gelombang Kedua Pelatihan SDM-PKS 2025: DGL dan BPDP Tingkatkan Kompetensi SDM Sawit Riau

PT Daya Guna Lestari (DGL) kembali menyelenggarakan Pelatihan Kepemimpinan dan Komunikasi Gelombang Kedua sebagai bagian dari Program Pengembangan SDM-PKS Tahun 2025, hasil sinergi antara Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) dan Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian, serta dilaksanakan oleh mitra pelaksana berpengalaman PT Daya Guna Lestari (DGL).

BERITA

HLS Redaksi

19 Mei 2025
Bagikan :

Pekanbaru, HAISAWIT – PT Daya Guna Lestari (DGL) kembali menyelenggarakan Pelatihan Kepemimpinan dan Komunikasi Gelombang Kedua sebagai bagian dari Program Pengembangan SDM-PKS Tahun 2025, hasil sinergi antara Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) dan Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian, serta dilaksanakan oleh mitra pelaksana berpengalaman PT Daya Guna Lestari (DGL).

Kegiatan ini resmi dibuka pada Senin (19/5/2025) di Hotel Aryaduta Pekanbaru, Provinsi Riau. Sebanyak 85 peserta dari angkatan 4, 5, dan 6 resmi mengikuti pembukaan pelatihan yang akan berlangsung selama empat hari, dari tanggal 19 hingga 22 Mei 2025. Mereka berasal dari Kabupaten Rokan Hilir Provinsi Riau. Latar belakang peserta pun beragam, mulai dari pekebun mandiri, penyuluh lapangan, petugas pendamping, ASN, hingga masyarakat sekitar kebun.

Dalam sambutan pembukaan, Direktur Utama PT Daya Guna Lestari, Bapak M. Gema Aliza Putra, menyampaikan bahwa pelatihan ini bukan sekadar rutinitas tahunan, melainkan langkah strategis dalam memperkuat kapasitas sumber daya manusia di sektor sawit.

“Kami tidak hanya ingin mencetak peserta yang memahami teori, tetapi juga mampu menerapkannya secara langsung di lapangan. Kepemimpinan dan komunikasi adalah dua keterampilan inti yang akan menentukan bagaimana petani dan pelaku lapangan dapat beradaptasi dan berkolaborasi dalam menghadapi tantangan industri sawit ke depan,” ujarnya.


Ia juga menjelaskan “Secara spesifik PT Daya Guna Lestari ini bukan hanya pelatihan kepemimpinan dan komunikasi akan tetapi kami spesifikkan juga pelatihan pada aspek teknis budidaya perkebunan kelapa sawit dan penumbuhan kebersamaan antar pekebun. Kami percaya, keberhasilan pembangunan sektor sawit rakyat tidak hanya bergantung pada kemampuan teknis, tetapi juga pada solidaritas, kepemimpinan lokal, dan komunikasi yang efektif antar pelaku,” pungkasnya.

Lebih dari sekadar teori di kelas, peserta juga akan dibekali dengan studi kasus, praktik analisis masalah (seperti Fishbone Analysis), simulasi komunikasi, teamwork building, hingga mengikuti sesi outbound di akhir kegiatan. Kegiatan outbound ini bertujuan untuk membangun kerja sama tim, ketahanan mental, dan kepercayaan diri, sekaligus menjadi pengalaman pembelajaran yang menyenangkan dan membekas. Seluruh metode disusun untuk relevan dengan tantangan nyata yang dihadapi para peserta di lapangan, terutama dalam pengelolaan kebun dan pemberdayaan komunitas pekebun.

Turut hadir dalam pembukaan, Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Rokan Hilir (Bapak Aldi, SIP), Jajaran Dinas Perkebunan Provinsi Riau, serta Kepala Bidang Pengembangan Usaha dan Penyuluhan (Ibu Sri Ambar Kusumawati).

Sementara itu, Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Riau, Bapak Syahrial Abdi, AP, M.Si, secara resmi membuka pelatihan ini. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan bahwa peran Riau sangat strategis dalam mendukung subsektor kelapa sawit di tingkat nasional.

“Riau menjadi penentu arah perkembangan subsektor kelapa sawit nasional. Dengan jumlah penduduk mencapai 6,8 juta jiwa, hampir 51% di antaranya terafiliasi langsung maupun tidak langsung dengan komoditas sawit. Oleh karena itu, pelatihan seperti ini menjadi sangat penting, agar pekebun kita tidak hanya berhenti pada upaya menghidupi keluarga, tetapi mulai berfikir lebih maju dan berorientasi pada kelembagaan serta penguatan kelompok,” ucapnya.

Selain itu beliau juga menekankan bahwa sawit memiliki peran strategis dalam mendukung ketahanan pangan dan energi di masa depan. “Komoditas yang paling dekat dengan isu ketahanan pangan dan energi adalah kelapa sawit. Apalagi, Indonesia adalah produsen sawit terbesar di dunia. Maka, sudah seharusnya SDM kita menjadi SDM unggulan yang mampu menjaga keberlanjutan, produktivitas, dan kemandirian sektor ini,” tegasnya.

Pelatihan gelombang kedua ini merupakan lanjutan dari gelombang pertama yang telah sukses digelar pada 13–16 Mei 2025, dan secara keseluruhan tahun ini PT DGL dipercaya menyelenggarakan 12 kelas di tiga provinsi: Riau, Kalimantan Utara, dan Sumatera Selatan.

Dengan komitmen dan kolaborasi yang solid antara BPDP, Ditjenbun, pemerintah daerah, dan PT Daya Guna Lestari, pelatihan ini diharapkan menjadi fondasi kuat dalam menciptakan pemimpin-pemimpin lokal di sektor sawit yang siap berkontribusi pada pembangunan perkebunan kelapa sawit Indonesia yang berkelanjutan.

Bagikan :

Artikel Lainnya