Pemerintah Galakkan Program Biodiesel dengan Tujuan B100 dari Minyak Sawit

-

BERITA HAI INOVASI SAWIT

April

19 Februari 2024
Bagikan :

Jakarta - Pemerintah terus menggalakkan pengembangan bioenergi melalui solar dan bahan bakar campuran (BBM) minyak sawit 35% atau program mandatori biodiesel B35. Bahkan, Indonesia di masa depan diprediksi mampu memproduksi bahan bakar yang 100% minyak sawit atau dikenal dengan B100.

Jadi, mungkinkah Indonesia mencapai swasembada energi melalui biofuel?

Santosa Direktur Utama PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) blak-blakan mengenai tujuan kemandirian energi melalui bahan bakar nabati. Menurut dia, kapasitas produksi minyak sawit mentah (CPO) akan diperhitungkan untuk mencapai tujuan tersebut.

Santosa mengatakan produksi minyak sawit Indonesia mengalami stagnasi sekitar 51 juta ton per tahun. Sekitar 8 juta ton minyak sawit saat ini dibutuhkan untuk konsumsi swasta dan industri.

Program B35 saat ini membutuhkan sekitar 12 juta ton minyak sawit per tahun. Ia juga menghitung bahwa produksi B100 akan membutuhkan setidaknya tiga kali lebih banyak minyak sawit, yaitu 36 juta ton. Peningkatan konsumsi minyak sawit untuk produksi bioenergi diasumsikan dapat menyebabkan penurunan volume ekspor.

“Terus kita ekspor dari mana?” kata Santosa dalam Talk the CEO di Bandung pada Jumat, 16 Februari 2024.

Menurut Santosa, pengenalan dan pengembangan biodiesel akan sulit dilakukan jika seluruh produksi minyak sawit digunakan untuk kebutuhan dalam negeri, yakni tanpa ekspor. Pasalnya, program mandat biodiesel selama ini juga sebagian didanai oleh BPDPKS dari pajak ekspor sawit.

“Kalau enggak ada ekspor, yang nombok siapa? Kecuali kalau harga sawitnya jatuh sekali, harga minyaknya luar biasa tinggi enggak perlu disubsidi lagi. Tapi kalau dalam kondisi hari ini, untuk biodiesel itu perlu support dari pungutan ekspor,” jelasnya.

Sebelumnya, pada Kamis, 23 November 2023, Calon Presiden Prabowo Subianto mengatakan tak ingin Indonesia bergantung pada impor BBM. Ia mengatakan Indonesia bisa memproduksi bahan bakar nabati yang nol emisi dan tidak mencemari lingkungan.

Prabowo juga optimis melalui bahan bakar ramah lingkungan, Indonesia akan mampu berhenti mengimpor bahan bakar dan mencapai swasembada energi.

“Nantinya kita akan menjadi satu-satunya negara di dunia yang bisa menghasilkan BBM dari tanaman dan ini kan sehat,” kata Prabowo.

Bagikan :

Artikel Lainnya