Indonesia dan Malaysia terus memperkuat kerja sama perdagangan, dengan total perdagangan mencapai USD 21 miliar pada 2024. Kelapa sawit menjadi komoditas kunci dalam mendukung pertumbuhan ekonomi kedua negara.
Arsad Ddin
29 Januari 2025Indonesia dan Malaysia terus memperkuat kerja sama perdagangan, dengan total perdagangan mencapai USD 21 miliar pada 2024. Kelapa sawit menjadi komoditas kunci dalam mendukung pertumbuhan ekonomi kedua negara.
Arsad Ddin
29 Januari 2025(Foto: disbun.kaltimprov.go.id)
Kuala Lumpur, HAISAWIT – Perdagangan antara Indonesia dan Malaysia terus menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. Pada periode Januari hingga November 2024, total perdagangan kedua negara tercatat mencapai USD 21,06 miliar, menjadikan Malaysia salah satu mitra dagang utama Indonesia di kawasan Asia Tenggara.
Kelapa sawit menjadi komoditas unggulan dalam hubungan dagang kedua negara. Indonesia dan Malaysia, sebagai produsen terbesar kelapa sawit dunia yang menguasai 80 persen produksi global, berkomitmen untuk terus memperkuat kerja sama di sektor ini. Komoditas ini memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas perdagangan dan meningkatkan daya saing di pasar global.
Menteri Perdagangan RI Budi Santoso, atau Mendag Busan, mengungkapkan pentingnya kolaborasi strategis antara kedua negara. Dalam pertemuan di Kuala Lumpur, ia menyatakan bahwa kerja sama ini tidak hanya menguntungkan kedua belah pihak tetapi juga menjadi langkah strategis untuk menghadapi berbagai tantangan global.
"Pada pertemuan, Presiden Prabowo mengatakan, setiap negara yang dikunjungi selalu mengatakan perlu kelapa sawit. Presiden Prabowo pun berharap kerja sama Indonesia dan Malaysia untuk sektor ini dapat ditingkatkan,” kata Mendag Busan, dikutip, Rabu (29/01/2025).
Dalam perdagangan nonmigas, kelapa sawit menjadi salah satu komoditas ekspor utama Indonesia ke Malaysia. Selain itu, bahan bakar mineral, besi, baja, dan kendaraan juga turut menyumbang angka perdagangan yang signifikan.
Dari sisi impor, Indonesia banyak mendatangkan produk seperti mesin, plastik, dan bahan kimia organik dari Malaysia. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan dagang kedua negara saling melengkapi dalam mendukung pertumbuhan ekonomi masing-masing.
Mendag Busan juga menyoroti pentingnya kerja sama untuk menghadapi hambatan perdagangan global yang semakin kompleks. Dukungan Malaysia dinilai sangat strategis dalam mempertahankan posisi kelapa sawit sebagai komoditas unggulan dunia.
"Indonesia berharap kolaborasi Indonesia dan Malaysia tetap berlanjut untuk mengatasi munculnya hambatan-hambatan ekspor sawit baru di berbagai negara,” ujar Mendag Busan.
Tidak hanya di sektor perdagangan, hubungan kedua negara juga diperkuat melalui investasi. Pada tahun 2023, Malaysia menjadi sumber investasi langsung asing (FDI) kelima terbesar bagi Indonesia, dengan total investasi mencapai USD 4,06 miliar. Investasi ini mencakup berbagai sektor strategis yang mendukung pembangunan ekonomi nasional.
Dengan kolaborasi yang terus diperkuat, Indonesia dan Malaysia optimistis dapat menghadapi tantangan global dan memanfaatkan potensi besar yang dimiliki untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.***