Warga Sekolaq Darat melarang truk sawit melintas hingga perusahaan memulai perbaikan jalan rusak. Humas perusahaan mengonfirmasi material dan alat berat telah dikerahkan.
Arsad Ddin
22 Januari 2025Warga Sekolaq Darat melarang truk sawit melintas hingga perusahaan memulai perbaikan jalan rusak. Humas perusahaan mengonfirmasi material dan alat berat telah dikerahkan.
Arsad Ddin
22 Januari 2025Sebuah alat berat, excavator mini melakukan penggalian parit di pinggir jalan untuk mengalirkan air yang menggenangi badan jalan akibat jalan rusak di RT 08, Kampung Sekolaq Darat, kecamatan Sekolaq Darat, Kutai Barat, Selasa (21/1/2025). Foto: RRI Sendawar, Andreas.
Kutai Barat, HAISAWIT – Empat perusahaan kelapa sawit di Sekolaq Darat, Kabupaten Kutai Barat, menunjukkan langkah konkret dalam merespons keluhan warga terkait kerusakan jalan. Upaya perbaikan dimulai dengan menurunkan alat berat dan material pada Senin malam.
Dilansir rri.co.id, Rabu (22/01/2025), Humas PT Kruing Lestari Jaya, M Yusuf, menyatakan perusahaan telah menyiapkan bahan dan alat untuk memperbaiki jalan.
“Malam ini kita sudah siapkan material kurang lebih 50 kubik dan alat ekskavator mini untuk membuat aliran air yang ada di lokasi bau jalan. Kita siapkan agregat batu split 5/7 untuk pengerasan di jalan ini, mudah-mudahan tidak ada halangan besok kalau kompek (compactor) kita akan padatkan jalan yang berlubang,” jelas Yusuf, mewakili PT Fanggiono Group, PT KAS, dan Indo Bunta.
Warga Kampung Sekolaq Darat sebelumnya melakukan aksi protes dengan menanami jalan yang rusak menggunakan pohon kelapa sawit.
Mereka juga melarang truk tangki CPO melintasi jalan tersebut. Ratusan truk kini diparkir sepanjang 500 meter lebih di sekitar lokasi.
Kepala Adat Kecamatan Sekolaq Darat, Yurang, menegaskan warga hanya akan membuka blokir jalan jika perbaikan telah selesai dilakukan.
“Kami baru akan buka setelah benar-benar jalan ini diperbaiki. Untuk sementara baru menurunkan alat, belum ada perbaikan jadi kami akan tetap tutup jalan ini untuk truk-truk CPO,” katanya.
Warga berharap perusahaan dan pemerintah dapat bekerja sama untuk mengatasi masalah ini.
“Harapan kami, baik perusahaan maupun pemerintah tolong bantu kami untuk perbaiki jalan ini. Karena kami merasa sangat terganggu dengan jalan rusak ini,” tambah Yurang.
Namun, kritik juga datang dari masyarakat terhadap pendekatan yang dilakukan perusahaan. Salah satu warga menyarankan agar peralatan yang lebih memadai digunakan.
“Seharusnya mereka bawa grader dan compak, bukan hanya eksa mini, supaya bisa untuk padatkan jalan. Karena belum ada perbaikan seperti yang diinginkan, ya saya setuju aja kalau masyarakat melarang mobil CPO itu lewat,” ujarnya.
Ketua Dewan juga turut menyuarakan pendapatnya. Ia menilai bahwa perusahaan sawit kerap mengabaikan dampak operasional mereka terhadap infrastruktur.
“Itulah yang membuat jalan kita cepat rusak. Tetapi perusahaan-perusahaan sawit ini seperti tidak peduli dengan kerusakan jalan ini,” tegas ketua dewan.
Saat ini, proses perbaikan jalan terus berjalan. Masyarakat tetap berjaga di lokasi untuk memastikan bahwa janji perusahaan benar-benar terealisasi.***